Saturday, October 27, 2018

Buruh Go Politic; Catatan Kecil Dari Bekasi


Buruh Go Politic adalah gerakan yang digulirkan,dan dilahirkan oleh KSPI (FSPMI) sebagai langkah panjang buruh terjun langsung kekancah politik untuk memperjuangkan hak kaum buruh yang selalu termarjinalkan.

Langkah kekinian yang diusung adalah berupaya menempatkan perwakilan buruh di DPRD kabupaten, DPRD provinsi hingga ke DPR RI. Sesuatu yang layak didukung mengingat selama ini suara buruh lebih banyak disalurkan melalui parlemen jalanan alias demonstrasi dan sejenisnya.

Gerakan buruh go politic sudah bergulir sejak Pemilu 2014 dengan mengusung beberapa caleg DPRD melalui partai politik. Dan kemudian benar benar cukup menyita perhatian masyarakat luas (khususnya di kabupaten Bekasi dan sekitarnya) di perhelatan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Bekasi 2017 yang lalu.

Adalah Obon Tabroni, Deputi Presiden FSPMI berpasangan dengan Bambang Sumaryono yang kemudian dikenal dengan paslon OBAMA maju ke Pilkada Kabupaten Bekasi dari jalur independen, berhadap hadapan dengan empat paslon lainnya. 

Perjuangan buruh Bekasi yang begitu mengharu biru kala itu memang belum mebuahkan hasil sebagaimana diharapkan, namun apa yang telah mereka lakukan patut digaris bawahi dan diacungi jempol dan diapresiasi.

Bagaimana tidak, paslon yang awalnya sama sekali tidak diperhitungkan ini, meski tidak berjaya, mampu menduduki peringkat perolehan suara ketiga dari lima paslon, dengan menggaet 208.223 atau 17,58 persen suara, jauh mengungguli dua paslon lainnya, yakni paslon Meiliana Kartika Kadir-Abdul Kholik dengan 113.596 atau 9,59 persen suara, dan paslon Iin Farihin-Mahmud sebesar 81.436 atau 6,88 persen suara,

Pilkada Kabupaten Bekasi 2017 yang lalu dimenangkan oleh Paslon Neneng Hasanah Yasin-Eka Supria Atmaja dengan perolehan suara 471.585 atau 39,82 persen. Dan di posisi perolehan suara kedua dipegang paslon Sa’duddin – Dhani dengan perolehan suara sebesar 309.410 atau 26,13 persen.

Obon Tabroni
Patut dicatat bahwa kala itu, Neneng Hasanah Yasin merupakan calon patahana, sedangkan Sa’dudin merupakan mantan Bupati Kabupaten Bekasi di satu periode sebelumnya dan berpasangan dengan Ahmad Dhani yang sudah barang tentu memiliki popularitas sebagai seniman musik di tingkat nasional.

Banyak pihak menyebut kekalahan Paslon OBAMA kala itu semata mata karena masalah keterbatasan finansial yang tentu saja berpengaruh langsung kepada keleluasaan gerak para relawannya, walaupun tak dapat dipungkiri tingkat kemapanan dan kematangan sebagai pendatang baru di kancah politik pilkada pastinya turut memainkan peran.

Tak banyak calon yang bernyali untuk benar benar maju ke pilkada dari jalur independen, terlebih paslon Obon Tabroni dan Bambang Sumaryono ini bukanlah paslon yang memiliki modal finansial yang cukup, ditambah lagi dua sosok ini bukanlah tokoh publik yang sudah dikenal luas oleh masyarakat lokal apalagi di tingkat nasional, kecuali di lingkup serikat pekerja, itupun hanya di lingkup FSPMI.

Lalu bagaimana mungkin paslon yang “tidak punya uang” bernyali maju ke PILKADA ? justru itu pertanyaan yang teramat sangat menggelitik. Kata kunci dari nyali paslon ini salah satunya adalah “Relawan”. Kata relawan disini adalah relawan dalam artian sebenarnya, mereka bekerja bukan hanya tidak dibayar tapi bahkan mengeluarkan uang sendiri untuk membiayai perjuangan mereka.

Pertanyaan selanjutnya tentu saja menjadi lebih menarik, bagaimana mungkin ada sekelompok besar orang mau berjuang, berkeringat hingga mengeluarkan uangnya sendiri untuk memperjuangkan paslon Bupati dan Wakil Bupati yang bukan siapa siapa nya mereka ?, dan patut dicatat bahwa relawan OBAMA tidak semata mata dari kaum buruh yang tergabung dalam serikat pekerja.

Bukan dalam jumlah sedikit dari mereka bukanlah buruh ataupun elemen serikat buruh, namun berasal dari berbagai lapisan masyarakat, diantara mereka merupakan para pedagang keliling yang menjajakan dagangannya dengan cara dipikul bekeliling kampung berjalan kaki, tukang ojek, nelayan, petani, buruh kasar, pedagang asongan, pedagang warteg, petani penggarap, sopir angkot hingga para tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Benar adanya bahwa diantara para relawan itu ada yang terpaksa harus mendorong motor bututnya karena kehabisan bensin pada saat keliling kampung mensosialisasikan paslon yang mereka dukung dan sedang dalam situasi sama sekali tidak punya uang yang untuk sekedar membeli bensin. Atau relawan yang tidak bisa keluar dari tempat parkir berbayar karena tidak punya uang untuk sekedar membayar uang parkir.

Lalu apa yang begitu menarik dari paslon ini bagi para relawannya, terutama di masa kini dimana segala sesuatunya nyaris selalu senantiasa di ukur dengan uang ?. Obon Tabroni memiliki relawan buruh di serikat pekerja yang dipimpin nya yang sudah terbiasa bekerja dengan tingkat militansi yang tinggi dan bukan bergerak demi uang tapi demi sebuah cita cita dan mimpi kolektif. Ini adalah kekuatan yang tidak dimiliki oleh paslon lain nya.

Lalu bagaimana organisasi serikat pekerja tersebut mampu membina dan membentuk anggotanya sehingga menghasilkan kekuatan yang demikian ?. Tentu saja Obon Tabroni dan tim nya yang tahu persis jawaban nya.

Selain itu, paslon ini mampu merumuskan program kerja yang sangat realistis yang apabila dijalankan dengan baik dianggap oleh berbagai lapisan masyarakat akan mampu menyentuh dan mengatasi persoalan persoalan utama yang ada ditengah masyarakat kabupaten Bekasi yang majemuk.

Massa buruh di kemenaker

Ditambah lagi, jalur independen yang ditempuh oleh Paslon Obon Tabroni dan Bambang Sumaryono dianggap sebagai nilai lebih tersendiri bagi paslon ini, karena tidak akan terikat pada kepentingan partai politik manapun.

Lalu ketiadaan dana dari kedua paslon ini justru menjadi daya tambah tersendiri di mata masyarakat umum yang berfikiran bahwa paslon yang maju tanpa bermodalkan uang berlimpah tidak akan terjebak dalam upaya mengembalikan modal pada saat sudah terpilih.

Kerja keras dan perjuangan yang luar biasa untuk “menjajakan program” hingga diterima oleh masyarakat kekinian bukanlah perkara mudah, dan itu mampu dilakukan dengan baik oleh relawan OBAMA terhadap 208.223 masyarakat Bekasi yang datang ke TPS di Pilkada tersebut.

BURUH GO POLITIC DI PEMILU 2019

Gagal di Pilkada kabupaten Bekasi ternyata tak mematah-arang kan semangat relawan buruh. Buruh Go Politic kini kembali terjun ke kancah Pemilu 2019 dengan mengusung beberapa calon anggota legislatif baik di daerah hingga ke DPR-RI. Obon Tabroni dicalonkan oleh relawan buruh melalui Partai Gerinda untuk duduk di kursi DPR-RI dari daerah pemilihan Jawa Barat 7 meliputi kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta, dengan nomor urut 2.

Bambang Sumaryono pun turun berlaga untuk memperebutkan kursi DPRD Provinsi Jawa Barat, daerah pemilihan 9, Kabupaten Bekasi. Beliau tak sendirian, ada Hendi Suhendi SH yang juga maju di dapil yang sama dengan nomor urut 4.

Sementara di tingkatan DPRD kabupaten, buruh berbagai daerah juga sudah mulai bergerak mendaftarkan calon legislatif dari kaum buruh, Khusus di Kabupaten Bekasi sendiri calon anggota legislatif dari kaum buruh maju di berbagai daerah pemilihan.

Di Dapil 6 kabupaten Bekasi (kecamatan Cikarang Utara, Cikarang Timur dan Karang Bahagia) yang merupakan tempat penulis berdomisili, ada SULAEMAN dari partai Gerindra dengan nomor urut 5. Begitupun di daerah derah pemilihan lainnya, yang semuanya dimotori secara totalitas oleh relawan Buruh Go Politic.

Menuju kursi legislatif.

Ditingkatan Pilpres, gerakan Buruh Go Politic ini juga sudah menyatakan sikap mendukung pasangan capres cawapres Prabowo-Sandi yang dianggap cukup memiliki kepedulian kepada kepentingan kaum buruh.

MESIN POLITIK BARU

Beberapa keunggulan dimiliki oleh gerakan Buruh Go Politik ini yang tidak dimiliki oleh mesin politik yang lain. Dan sekali lagi, kerelaan para relawan nya bekerja untuk sebuah cita cita kolektif yang bukan saja tidak dibayar sama sekali tapi juga bahkan rela mengeluarkan uangnya sendiri dan bekerja berpeluh mendukung calon yang di usungnya, itu kekuatan yang tak akan mampu dibeli dengan uang.

Melihat soliditas dan militansi relawan gerakan buruh go politic ini, seiring perjalanan waktu dan sedikit polesan saja bukan tidak mungkin gerakan ini atau para relawan ini akan menjadi kekuatan politik baru yang luar biasa dan layak dipertungkan di kancah politik nasional di kemudian hari.

PENUTUP

Dan sesungguhnya satu hal yang seringkali terlepas dari pikiran siapapun bahwa, setiap masa, kelompok masyarakat manapun merindukan figur yang mereka anggap layak dijadikan pahlawan, yang mereka rela berjejer dipinggir jalan menunggu kedatangan-nya, rela berdiri dibawah terik panas dan hujan untuk sekedar dapat melihatnya dari jauh. Atau bahkan merasa bangga sekedar mendengar kisah nya meskipun mereka sama sekali belum pernah bersua.

Siapapun dari kelompok manapun yang mampu memainkan issue itu, insya Allah suatu saat akan Berjaya. Dan lagi lagi ini bukan tentang uang, bukan tentang materi, bukan tentang keuntungan sesaat, tapi tentang mimpi kolektif yang barangkali suatu saat dapat menjadi nyata.

Salam perubahan bagi Indonesia tercinta.

Cikarang Timur, 27 Oktober 2018
#Hendrajailani

-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------

Baca Juga