Sunday, June 22, 2014

IKHLAS ITU . . . .

Ikhlas ituuuuuuu
Adakah ikhlas dihati . . . 

Ikhlas itu
menentukan diterima atau tidak diterimanya aktivitas kita sebagai ibadah, Karenanya pastikan ia senantiasa menyertai setiap aktivitas kita

Ikhlas itu 
Ketika nasehat, kritik dan bahkan fitnah, tidak mengendorkan amalmu dan tidak membuat semangatmu punah.

Ikhlas itu 
Ketika hasil tak sebanding usaha dan harapan, tak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dalam kesedihan.

Ikhlas itu 
Ketika amal tidak bersambut apresiasi sebanding, tak membuatmu urung bertanding.

Ikhlas itu 
Ketika niat baik disambut berbagai prasangka, kamu tetap berjalan tanpa berpaling muka.

Ikhlas itu 
Ketika sepi dan ramai, sedikit atau banyak, menang atau kalah, kau tetap pada jalan lurus dan terus melangkah.

Ikhlas itu 
ketika kau lebih mempertanyakan apa amalmu dibanding apa posisimu, apa peranmu dibanding apa kedudukanmu, apa tugasmu dibanding apa jabatanmu.

Ikhlas itu 
ketika ketersinggungan pribadi tak membuatmu keluar dari barisan dan merusak tatanan.

Ikhlas itu 
ketika posisimu di atas, tak membuatmu jumawa, ketika posisimu di bawah tak membuatmu enggan bekerja.

Ikhlas itu 
ketika khilaf mendorongmu minta maaf, ketika salah mendorongmu berbenah, ketika ketinggalan mendorongmu mempercepat kecepatan.

Ikhlas itu 
Ketika kebodohan orang lain terhadapmu, tidak kau balas dengan kebodohanmu terhadapnya, ketika kedzalimannya terhadapmu, tidak kau balas dengan kedzalimanmu terhadapnya.

Ikhlas itu 
ketika kau bisa menghadapi wajah marah dengan senyum ramah, kau hadapi kata kasar dengan jiwa besar, ketika kau hadapi dusta dengan menjelaskan fakta.

Ikhlas itu 
Gampang diucapkan, sulit diterapkan…..
namun tidak mustahil diusahakan….

Ikhlas itu 
Seperti surat Al Ikhlas..
Tak ada "kata kata" ikhlas di dalamnya...

----------------------------------- 
Follow akun instagram kami di @masjidinfo | @masjidinfo.id | @hendrajailani
------------------------------------ 

Baca Juga

Wismilak dan Bismillah
Ibukota yang ditinggalkan
Suara Rakyat [bukan] Suara Tuhan
Tanya Tanpa Tanda ?
Sudah Lupakah Kau?
BUANG MUKA
My name is Seceng & this is my story
Dan Tentang Sepasang Sendal Jepit

Thursday, June 19, 2014

Islam di Brazil




Gegap gempita piala dunia 2014 di Brazil sedang mewabah di bebragai pelosok bumi, di Indonesia sendiri perhelatan itu menjadi topik menarik tak kalah seru dengan PILPRES yang tinggal menghitung hari. Hanya saja nyaris tak ada media yang menyinggung tentang Muslim disana. Saya ambilkan salah satu tulisan saya di blog rindumasjid tentang Islam di Brazil untuk anda, semoga bermanfaat.

Ingat Brazil, Ingat Sepakbola, saking lengketnya negara tersebut dengan sepakbola. Brazil, negara di amerika latin itu yang namanya memang telah begitu identik dengan tiga hal yakni sepakbola, karnaval dan bikini, terkait dengan hamparan pasir pantainya yang mempesona. Brazil juga menyandang predikat sebagai negara dengan hutan hujan tropis terbesar di dunia bersama Indonesia, negara berbahasa Portugis terbesar di dunia, negara Katholik terbesar di dunia, Negara terluas sekaligus berpenduduk terbanyak di Amerika Latin. Kekatholikan Brazil di tandai dengan pembangunan patung Cristo Redentor yang begitu besar di puncak Bukit Corcovado, Rio de Janeiro di tahun 1850-an.

Negeri satu ini memang salah satu negeri gila bola, dari segi prestasi juga memang pilih tanding. Sebagian pecinta bola yang cukup cermat pastinya masih ingat pada momen kemenangan 2-0 Brazil atas Australia di Piala Dunia 2006 di Jerman. Kala itu 18 Juni 2006 pencetak Gol Brazil, Frederico Chaves Guedes mengejutkan dunia ketika merayakan gol kemenangannya dengan melakukan sujud syukur, sebuah celebrasi khas para pesepakbola muslim. Fred memang salah satu warga muslim Brazil.

Fred bukanlah satu satunya pesohor muslim di Brazil, di tataran pemerintahan negara tersebut juga terdapat beberapa tokoh muslim yang cukup disegani diantaranya Muhammad Murad yang merupakan anggota dewan kota São Paulo yang sehari harinya berprofesi sebagai pengacara. Islam memang telah hadir di Brazil seumur dengan sejarah negara itu, meski dalam perjalanannya memang tak mulus.

Dalam sejarahnya semasa masih dijajah oleh Portugis, Brazil dikenal sebagai pengimpor budak Afrika terbanyak di dunia, lebih dari tiga juta budak hitam Afrika telah di datangkan ke negara itu selama penjajahan Portugis, untuk dijadikan pekerja paksa di lahan lahan perkebunan milik Portugis. Sebagian dari para budak hitam Afrika itu adalah Muslim, dan dengan sendirinya gelombang kedatangan tiga juta budak afrika ke Brazil ini menjadi titik awal masuknya Islam ke Brazil.

Populasi Muslim di Brazil

Data resmi di world fact book sama sekali tak menyebut Islam dalam deretan agama yang di anut di Brazil. Selain menyebut data sensus tahun 2000 yang terdiri dari 73.6% Katolik, 15.4% Protestan, 1.3% Aliran kepercayaan, 0.3% Bantu/voodoo, 1.8% lain lain, 0.2 tidak jelas, dan sisanya 7.4 tidak beragama.

Data yang lain muncul di Wikipedia yang menyebutkan bahwa pemeluk agama di Brazil terdiri dari Katolik Roma 64.6%, Protestan 22.2%, Tak beragama mencapai 8%, aliran kepercayaan 2% dan 3.2 dikatagorikan sebagai lain lain.

PEW Research Center dalam artikel Mapping the Global Muslim Population, menyebutkan bahwa populasi muslim di Brazil mencapai angka 191-ribu jiwa didasarkan pada data tahun 2009. Angka tersebut setara dengan 0.1% dari total populasi di negara tersebut.

Sensus penduduk di Brazil memang tidak memasukkan Islam sebagai salah satu agama yang di sensus tapi memasukkan Islam, Budha dan agama minioritas lainnya dalam kolom “lain lian”. Maka wajar bila kemudian tidak ada data yang benar benar valid dan up to date terkait angka pasti jumlah muslim di negara tersebut.

Otoritas muslim di Brazil menyakini pemeluk Islam di Brazil mencapai antara 1 juta hingga 2 juta jiwa didasarkan kepada data etnografi yang mereka ketahui. Namun Professor Paulo G. Pinto da Rocha, seorang profesor Antropologi dan Direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universidade Federal Fluminense (Brazil), dengan yakin mengatakan bahwa ada sekitar 1 juta muslim di Brazil saat ini, jumlah yang memang terlalu kecil dibandingkan 200 jutaan penduduk negara tersebut. Angka 1 juta itu pun di sebut berbagai pihak sebagai angka yang terlalu dibesar besarkan.

Masuknya Islam di Brazil

Seperti disebutkan dimuka bahwa Islam pertama kali mencapai Brazil dibawa oleh para budak belian dari Afrika. Mereka dibawa ke Brazil secara paksa oleh tentara Portugis ke wilayah tersebut untuk dijadikan kuli di perkebunan perkebunan yang dibuka disana.

Bangunan masjid kini sudah mencapai 127 masjid diseluruh Brazil. Salah satunya adalah Masjid di Lajes pada foto di atas yang dikelola oleh Sociedade Beneficente Muçulmana de Lajes.

Di abad ke 16 tepatnya sejak tahun 1550, Portugis menggunakan budak Afrika untuk bekerja di perkebunan tebu yang sebelumnya dimusnahkan oleh penduduk setempat. Brasil tercatat menerima sekitar 37% dari seluruh budak Afrika yang diperdagangkan ke benua Amerika atau berkisar 3 juta orang. Jumlah tersebut menjadikan Brazil sebagai Negara penerima budak terbesar.

Sebagian dari para budak hitam Afrika yang diboyong kesana adalah kaum muslimin afrika dari berbagai suku. Sejarah Brazil mencatat pada tahun 1835 sempat terjadi pemberontakan oleh kaum budak muslim di kota Bahia. Pemberontakan oleh gabungan muslim dari berbagai bangsa tersebut mengakibatkan korban jiwa namun berahir pada kekalahan.

Akibatnya penguasa Portugis menerapkan upaya kristenisasi terhadap para budak yang beragama Islam dengan berbagai cara. Berbagai tekanan dan paksaan serta pelarangan yang dilakukan sepanjang abad 19 terbukti tak mampu memupus Islam dari benak para budak disana. Terbukti pada tahun 1910 tercatat masih terdapat sekitar 10 ribu budak afrika yang masih mempertahankan Islam sebagai agamanya.

Perkembangan Islam disana memasuki era baru dengan kebijakan pembebasan perbudakan di penghujung abad ke 16 yang kemudian memunculkan berbagai komunitas muslim disana dan dikemudian hari bergabung dengan muslim imigran dari India dan Pakistan. Perkembangan Islam juga diperkuat dengan masuknya imigran muslim dari Timur tengah (Arab) yang masuk ke Brazil di sekitar tahun 1850 hingga tahun 1860.

Gelombang masuknya imigran arab ini meningkat di era 1970-an seiring dengan terjadinya perang saudara di Lebanon (1975-1990) serta berlanjutnya pendudukan wilayah Palestina oleh Israel. Meskipun sebagian besar muslim di Brazil merupakan para imigran arab serta keturunan mereka namun di decade terahir telah tumbuh dengan pesat pemeluk Islam mualaf dari kalangan non arab yang turut menjadi bagian dari komunitas muslim disana.

Komunitas muslim di Brazil memang mayoritas merupakan para muslim pendatang mencapai 99.04% dengan konsentrasi populasi berada di negara bagian São Paulo, Paraná, Rio Grande do Sul dan Rio de Janeiro. Sebagian besar dari mereka menganut faham shiah yang bermukim di São Paulo dan wilayah selatan Brazil, seperti di Curutiba dan Foz do Iguaçu. Sementara muslim Suni kebanyakann tinggal di Paulo, Paraná, Rio Grande do Sul, Rio de Janeiro dan Distrito Federal.

Organisasi Islam di Brazil

Institusi Islam di Brazil menggunakan nama resmi “Islamic Mutual-Aid Associations”(Sociedades Beneficentes Muçulmanas - SBM). Organisasi tertuanya pertama kali dibentuk di São Paulo tahun 1929. Organisasi ini juga yang kemudian membangun masjid pertama di Brazil dengan nama the Mesquita Brasil (Brazil Mosque). Masjid yang dibangun dengan dana bantuan dari keluarga kerajaan Mesir dimulai pada tahun 1942 dan di resmikan pada tahun 1960.

Sociedade Beneficente Muçulmana do Paraná

Dalam kurun waktu yang cukup lama antara 1929-1969 organisasi ini menjadi satu satunya organisasi payung bagi muslim disana baik Suni maupun Shiah, baru kemudian wilayah Druses dan Alaouites membentuk organisasi mereka sendiri di negara bagian Minas Gerais, Rio de Janeiro dan São Paulo. Sedangkan organisasi Islam lainnya dibentuk di Rio de Janeiro dan Paraná selama tahun 1950-an.

Pembangunan tempat tempat ibadah bagi muslim di wilayah Brazil lainnya baru dimulai di kurun tahun 1980-an. Sejak itu beberapa masjid sebagian besar dari muslim Suni mulai berdiri di negara bagian Paraná, São Paulo, Mato Grosso, Goiás dan Minas Gerais. Masjid masjid tersebut dibangun dengan gaya arsitektural Arab yang sangat kental, sebagai respon meningkatnya imigran arab ke negara tersebut. Sampai permulaan abad ke 21 berbagai organisasi Islam sudah bertebaran di seantero negeri.

Perkembangan cukup menarik bagi komunitas muslim di Rio de Janeiro yang tergabung dalam organisasi SBJR (Sociedade Beneficente Muçulmana do Rio de Janeiro), 85% dari 500 keluaga muslim disana justru bukan dari Etnis Arab atau keturunannya tapi berasal dari beragam latar belakang, dibandingkan dengan organisasi Islam di bagian lain negara tersebut. Karenanya komunitas muslim di Rio de Janeiro tidak bertendensi untuk menonjolkan identitas Arabia dalam kehidupan beragama keseharian mereka.

Merujuk kepada penjelasan Antropologis Brazil bernama Silvia Montenegro diseluruh Brazil telah berdiri 58 organisasi Islam di tahun 2000, 90% mewakili muslim suni dan sisanya shiah.

Masjid di Brazil

Komunitas muslim Brazil terkonsentrasi di beberapa kota besar seperti kota Sao Paolo yang merupakan kota terbesar di Brazil, di kota ini pula masjid pertama di Brazil dibangun dengan nama Brazil Primeira Mesquita do Brasil di Av. do Estado, yang dibangun di atas lahan yang dibeli secara patungan tokoh-tokoh muslim Brasil ditahun 1939.

Peletakan batu pertamanya dilakukan pada tahun 1948 dan baru berakhir pembangunannya tahun 1960. Lamanya pembangunan masjid tak lepas dari sulitnya upaya penggalangan dana yang dilakukan umat Islam di negeri tersebut. Begitu pembangunan masjid rampung, umat Islam sudah tersebar ke seantero Brasil yang kini sudah mencapai 127 masjid.

Madrasah mulai berdiri di Brasil sejak tahun ‘60-an. Madrasah pertama berdiri di Sao Paulo, Setelah itu, berdiri pula madrasah di wilayah Cortiba dan beberapa tempat lainnya. Madrasah digunakan sebagai semacam diniyah, yaitu untuk mengajarkan ilmu agama dan bahasa Arab.

Dampak Positif Telenovela

Perkembangan Islam di Brazil justru terjadi ledakan paska serangan teroris terhadap menara kembar WTC New York pada 11 September 2009 yang dikait kait kan dengan terorisme Islam. Sebuah efek yang tak disangka sangka, warga setempat justru menjadi penasaran dengan ajaran Islam yang senantiasa disebut sebut dalam semua pemberitaan peristiwa 911 tersebut.

Tiga minggu paska serangan tersebut stasiun tivi the Globo Channel meluncurkan seri perdana telenovela berjudul “Clone series”. Sebuah serial tivi berlatar belatar belakang kehidupan muslim di Maroko yang menampilkan kehidupan muslim dan arab yang sebenarnya. Tanpa disangka sangka tayangan tersebut justru menjadi tontonan pavorit warga setempat dan berdampak pada melonjaknya ketertarikan untuk mempelajari Islam ke berbadai Islamic Center disana.

Hal tersebut diakui oleh Professor Paulo G. Pinto da Rocha dan Francirosy Feirreira, pemerhati Islam di University of Sao Paulo sebagai salah satu bahan bakar utama meledaknya minat untuk berislam di Brazil, dan berdampak langsung kepada membengkaknya komunitas muslim disana.

Indikator lain adalah semakin bertambahnya masjid di negara tersebut sebagai pusat peradaban bagi muslim atau dalam bahasa setempat disebut “Turcos” merujuk kepada Emperium Turki selaku emperium Islam terahir.

Original source : bujangmasjid.blogspot.com