Tuesday, July 17, 2018

Gelumbang (Pernah) Punya Lapangan Terbang ?

Lapangan terbang Gloembang atau Belanda Menyebutnya lapangan terbang P2 (Palembang Dua) di identifikasi sebagai Lapangan yang kini berada di dalam areal Batalyon Kavaleri 5 Kodam Sriwijaya di desa Karang Endah, kecamatan Gelumbang. Anda bisa lihat dengan jelad dalam foto udara dari Google map di atas sebuah lapangan mirip landasan pacu pesawat terbang pada sisi kanan foto.

Gelumbang adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah yang dulunya merupakan satu kecamatan yang sangat luas dan kini sudah di mekarkan menjadi 6 kecamatan terdiri dari Kecamatan Gelumbang sebagai kecamatan induk, Kecamatan Lembak, Kecamatan Sungai Rotan, Kecamatan Muara Belida, Kecamatan Belida Darat dan Kecamatan Kelekar. Ke enam kecamatan ini sedang dalam persiapan untuk membentuk Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Gelumbang.

Sejarah mencatat, wilayah bekas kecamatan Gelumbang yang kini mekar menjadi 6 kecamatan dan biasa disebut dengan istilah Dapil-3, pernah memiliki dua Lapangan Terbang. Satu lapangan terbang dibangun oleh penjajah Belanda di wilayah Desa Karang Endah, dan satu lagi di bangun oleh PT. Patratani, anak perusahaan PT. Pertamina Persero, di tengah perkebunan kelapa hibrida yang dikelolanya dan kini masuk ke dalam wilayah kecamatan Muara Belida.

Majalah Departemen Pertahanan Australia (ADF) Edisi November – Desember 2006 merilis sebuah laporan penyelidikan tentang sejarah keberadaan lapangan terbang di wilayah Gelumbang, tepatnya di pangkalan militer Karang Endah. Lapter tersebut di identifikasi dengan kode P2 Airstrip atau Palembang 2 Airstrip.
.
Laporan tersebut terkait sejarah Militer Australia yang pernah menggunakan lapangan terbang P2 Karang Endah sebagai perhentian, pada saat seluruh pasukan Australia diperintahkan mundur dan keluar dari wilayah Malaysia dan Singapura.
.
Foto udara dari pihak Belanda, suasana Lapangan Terbang P2 Karang Endah atau Lapangan Terbang Gloembang.

Lapter P2 Karang Endah awalnya dibangun oleh Belanda di pangkalan militer Belanda di Karang Endah berupa lapangan rumput luas dengan runaway berpermukaan tanah yang dipadatkan. Pembangunannya terkait dengan persiapan militer Belanda menghadapi serbuan pasukan Jepang di tahun 1941 sebagai lapangan terbang kedua (cadangan) setelah lapangan terbang P1 atau Palembang Satu di Talang Betutu.
.
Pembangunan lapangan terbang tersebut memang tidak pernah selesai, namun demikian sudah digunakan oleh pihak tentara Belanda dalam hal ini adalah pasukan Militaire Luchtvaart – Koninklijk Nederlands Indisch Leger (ML-KNIL) pada bulan Desember 1941 dan diperlengkapi dengan pengebom Glen Martin. Pasukan tersebut kemudian ditarik mundur dan direlokasi ke Semplak (Bogor) pada tanggal 26 Januari 1942 (lokasi yang kini kemungkinan menjadi Pangkalan TNI AU Atang Sanjaya, Bogor).
.
Digunakan oleh pasukan sekutu
.
Seiring dengan pecahnya perang tanggal 8 Desember 1941, Hindia Belanda (Netherlands East Indies), Amerika Serikat, Inggris dan Australia bersekutu dan membentuk Kerjasama pertahanan udara pada tanggal 15 Januari 1942. Namun kemudian penarikan pasukan negara negara ini terbilang lambat dari dari wilayah Malaya sampai dengan menyerah nya Jepang di 8 Maret 1942.
.
Dalam rangka penarikan pasukan tersebut, AU Inggris (RAF) dan pasukan AU Australia menggunakan Pangkalan Udara P1 (Talang Betutu) dan Lapter P2 (Karang Endah). Lapter P2 Karang Endah sempat di pimpin oleh Kapten McCauley dari AU Inggris (RAF) pada tanggal 31 Januari 1942.
.
Pasukan TNI Hijrah. Paska penandatangan perjanjian Renville pasukan TNI harus hijrah dari wilayah Belanda ke wilayah Republik Indonesia. Tampak dalam foto di atas pasukan TNI sedang berkumpul di Lapangan Terbang Karang Endah yang kala itu masih dikuasai Belanda untuk bersiap hijah masuk ke wilayah Republik Indonesia.

Pesawat pesawat militer yang pernah bertugas di Lapter P2 Karang Endah termasuk pesawat Lockheed Hudsons dari Skuadron 1 AU Australia (RAAF) dan skuadron 62 AU Inggris (RAF), Bristol Blenheims dari skuadron 27 AU Inggris (RAF) dan Skuadron 84 AU Inggris (RAF), yang semuanya dibawah kendali kelompok pembom 225 AU Inggris (RAF). tidak ada data pasti tentang jumlah pesawat yang di Lapter P2 Karang Endah ini saat itu namun diperkirakan terdapat lebih dari 100 pesawat yang tersebar dibawah pepohonan.
.
Dikuasai pasukan Jepang (Februari 1942-Agustus 1945)
.
Pada tanggal 14 Februari 1942, pasukan militer Jepang berhasil merebut Lapangan terbang P1 (Talang Betutu) dan berikutnya berhasil menguasi wilayah kota Palembang dan dua kilang minyak di seberang selaran Sungai Musi. Situasi itu menyebabkan lapter P2 Karang Endah sangat sulit untuk dipertahankan oleh pasukan Belanda dan sekutunya, dan berujung kepada penarikan pasukan Belanda dan Australia ke pulau Jawa pada tanggal 16 Februari 1942, Induk pasukan terahir yang ditarik dari Karang Endah adalah Batalyon Infantri X.
.
Gelumbang dan sekitarnya jatuh ke tangan pasukan Jepang pada 21 Februari 1942 termasuk Lapter P2 Karang Endah, dan pada tanggal 24 Februari 1942 pesawat Jepang pertama kali mendarat di Lapter P2 Karang Endah, terdiri dari 29 pesawat pembom Mitsubishi G3M bombers dan pesawat angkut tunggal Genzan Kokutai dari Detasemen AL ke 22 Jepang (Koku Sentai). Di hari berikutnya Lapter P2 ini digunakan oleh detasemen Genzan Kokutai sebagai basis untuk menyerang Tanjung Periok.

Lapangan Terbang Gloembang

Selanjutnya Lapter P2 Karang Endah digunakan oleh Angkatan Udara Jepang dan mengganti nama P2 menjadi Lapangan Terbang Gloembang dan melengkapinya dengan 54 unit pesawat tempur Nakajima Ki-44 fighters dari skuadron Sentai ke 87 pada pertengahan bulan Oktober 1944. Fungsi utama Lapter Gloembang adalah sebagai pangkalan pesawat tempur untuk melindungi kilang minyak di Plaju dan Sungai Gerong yang sudah di kuasi Jepang.
.
Pertempuran udara Skuadron 87 Sentai dari Lapter Gloembang ini terjadi pada tanggal 24 dan 29 Januari 1945 ketika pesawat pesawat tempur Inggris menyerang Sungai Gerong dan Plaju. Dalam pertempuran udara itu Skuadron 87 Sentai kehilangan 12 pesawat mereka. Hal itu diperkuat oleh laporan pihak mliter Jepang tanggal 14 Maret 1945 yang menyebutkan bahwa Skuadron 87 Sentai merupakan satu satunya penguasa di Gloembang dengan kekuatan 17 pesawat tempur jenis Nakajima Ki-44s. Sedangkan unit tempur yang lain termasuk Skuadron Sentai ke 21 dan 33 menggunakan Lapter Gloembang sebagai lapter singgah dari pangkalan utama mereka di Talang Betutu.
.
Gerbang Komplek Batalion Kavaleri 5 (YONKAV-5) Karang Endah, ditepian ruas jalan dari Gelumbang ke arah kota Prabumulih.

Sebuah laporan intelejen pada bulan Oktober 1945 le,imglomam berasal dari sumber sumber Inggris, menyebutkan bahwa diperkirakan terdapat tujuh pesawat tempur jepang jenis Kawasaki Ki-45, 12 pesawat Mitsubishi Ki-46, satu Mitsubishi Ki-30 dan satu Mansyu Ki-79 milik mirliter Jepang, terbengkalai tak terurus di Lapangan Terbang Gloembang. Laporan ini menjadi menarik karena jenis pesawat yang disebutkan berbeda dengan jenis Nakajima Ki-43 dan Ki-44 yang dilaporkan beroperasi dari Lapter Gloembang.

Lapter Gloembang di masa awal Kemerdekaan (Agustus 1945 – Juli 1947)

Seiring dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu dan Proklamasi kemerdekaan Indonesia, di pulau sumatera terdapat lebih dari 60 lapangan terbang termasuk Lapter Gloembang atau P2 Karang Endah dibawah kendali pemerintah Indonesia. Namun demikian pemerintah Indonesia tidak langsung mengelola lapangan lapangan terbang P1 Talang Betutu dan Lapter Gloembang atau P2 Karang Endah dan masih di bawah pengelolaan AU Belanda.
.
Hal tersebut kemungkinan karena kebanyakan pesawat yang ada dalam kondisi rusak atau tak terawatt ataupun karena ketiadaan pilot untuk mengoperasikan pesawat pesawat di Lapter tersebut karena para pilot TNI saat itu masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumatera Utara.
.
Meski pernah disebutkan dalam sebuah diskusi di Palembang pada tanggal 26 September 1946 tentang pembentukan fasilitas pelatihan bagai para pilot di wilayah Sumatera Selatan dan kemudian pihak Belanda menyebutkan fasiltas dimaksud dibentuk di Lapter Gloembang atau Lapter P2 Karang Endah namun demikian laporan ini tidak ditemukan dalam catatan catatan sejarah ataupun publikasi pemerintah Indonesia.
.
Tampaknya saat itu pemerintah Indonesia konsentrasi kepada perbaikan lapangan terbang di Sumatera termasuk Lapter P2 Karang Endah, hal tersebut untuk menunjang upaya percepatan pengadaan penerbangan rutin antara Lapter Maguwo (Yogyakarta) ke Changi (Singapura) dengan perhentian untuk pengisian bahan bakar di Lapter P2 Karang Endah dan Bukit Tinggi.
.
Penerbangan rutin oleh beberapa maskapai telah dimulai pada tanggal 9 April 1947 namun tidak diketahui apakah penerbangan penerbangan tersebut melakukan pendaratan singgah di Lapter Gloembang atau tidak.

Diketahui bahwa pada pada tanggal 20 September 1946 Komodor Udara Abdul Halim Perdanakusuma bersama pilot Opsir II Imam Suwongso Wirjosaputro berangkat dari Yogya menuju Pangkalan Udara Karang Endah, untuk meresmikan pembukaan pangkalan tersebut.

Agresi Militer Belanda I (July 1947 – April 1950)

Di masa Agresi Militer Belanda pertama, Lapter P2 Karang Endah kembali di kuasi oleh tentara Belanda pada tanggal 25 Juli 1947 oleh Resimen ke 7 Regiment Stoottroepen (RS). Agresi tersebut merupakan bagian dari upaya Belanda untuk merebut ladang minyak di wilayah Sumatera Selatan.
.
Lapter P2 Karang Endah kemudian dikelola oleh Detasement Piper Cubs yang merupakan bagian dari 17 Verkenning en Artillerie Waarneming Afdeling (VARWA). Dan Karang Endah menjadi salah satu dari 40 Lapter yang dikuasai oleh 17 VARWA di pulau Sumatra.
.
TNI AD (April 1950 – sampai Sekarang)
.
Lapangan terbang P2 Karang Endah atau Lapangan Terbang Gloembang diserah terimakan dari Pemerintah Belanda ke Pemerintah Republik Indonesia pada bulan April 1950 sebagai bagian dari penyerahan seluruh fasilitas KNIL kepada pemerintah Indonesia.
.
Kini Lapangan Terbang P2 Karang Endah atau oleh pihak Jepang disebut sebagai Lapangan Terbang Gloembang dan seluruh fasilitas militernya menjadi fasilitas militer TNI Angkatan Darat, dalam hal ini menjadi Markas Batalyon Kavaleri 5 (Yonkav V) Kodam Sriwijaya, di desa Karang Endah, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
.
Sejauh ini tidak ada laporan resmi tentang penggunaan bekas lapangan terbang P2 tersebut. Sebagai fasilitas militer negara, kawasan tersebut tentu saja tertutup untuk umum kecuali dengan izin resmi dari pihak berwenang.

-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------


Referensi

Monday, July 9, 2018

Fenomena air laut menyala di Pantai Tanjung Pakis Karawang

Bio-Luminescence di pantai Maladewa

Ahad 9 Juli 2018 saat berkunjung ke pantai wisata pakis Karawang hingga malam hari, sangat menyenangkan dan begitu menarik menemukan pemandangan baru gelombang laut yang menuju ke pantai bersinar terang kebiru biruan, hijau menyala hingga merah muda menyala, diiringi dentuman suara ombak yang kemudian memecah buih yang bersinar terang itu.

Bukan semata mata hanya dapat dilihat, nyatanya sinar sinar berkilauan itu juga dapat disentuh dengan tangan dan setiap gerakan tubuh di dalam air menimbulkan pancaran cahaya yang berkilau digelapnya malam, memberikan pengalaman bermain main dengan cahaya seakan tokoh dalam film the Avatar. . . . memang butuh tambahan keberanian untuk nyebur ke laut di tengah gelapnya malam untuk menikmati sensasi unik itu.

Malam itu atmosfir di Pantai Wisata Pakis Jaya Karawang memang sedang sangat mendukung, langit bertabur bintang tanpa bulan, beberapa butir bintang tampak lebih besar dan bersinar lebih terang dibandingkan dengan lain nya termasuk sebutir bintang merah yang mencorong menyala terang menggantung diangkasa diantara bintang bintang lainnya.


Sayangnya kamera semi DSLR yang kami bawa tidak mendukung untuk melakukan pemotretan dengan bukaan lebar untuk mengabadikan momen langka itu. foto ilustrasi di atas merupakan fenomena yang sama di pantai republic Maladewa (Maldives) sebauh negara kecil di tengah samudera Hindia.

Fenomena air laut menyala ini dijelaskan mbah gugel secara gamblang sebagai “Fenomena Laut Bioluminescence”. Kata bioluminescence terdiri dari dua bahasa, bio yang artinya hidup dalam bahasa Yunani dan lumen yang artinya cahaya dalam bahasa Latin. Fenomena bioluminescence merupakan salah satu peristiwa yang terjadi ketika makhluk hidup mengalami sebuah reaksi kimia tertentu yang mampu menghasilkan emisi cahaya. Selanjutnya reaksi kimia yang dihasilkan berupa energi cahaya.

Peristiwa ini membuat sebagian laut bersinar dalam gelapnya laut malam. Seolah-olah terdapat ratusan bohlam menyala dari dalamnya. Bioluminescence ditemukan di seluruh biosfer, tetapi hanya pada vertebrata laut, invertebrata dan beberapa jenis tumbuhan. Bioluminescence ditemukan pada makhluk hidup seperti chepalopoda, copepoda, ostracoda, amphipoda, euphausida, beberapa jenis ikan, annelida, plankton, dan ubur-ubur. Di darat bioluminescence ditemukan pada beberapa jenis serangga, kunang-kunang, ulat (glow-worm), kumbang, dan beberapa jenis diptera.

Senja di Pantai Tanjung Pakis Karawang

Penjelasan terjadinya fenomena itu cukup rumit untuk saya fahami, namun demikian nyatanya fenomena itu bahkan sudah dimanfaatkan di dunia medis untuk membantu proses diagnosa, dan kesimpulan saya pribadi fenomena ini tidak membahayakan kesehatan untuk dinikmati langsung, buktinya setelah menceburkan diri ke laut untuk menikmatinya saya masih berkesempatan menuliskannya untuk anda.

Hanya saja teramat sangat menarik bahwa Gugel sama sekali tak menyebut Pantai Pakis Karawang sebagai salah satu tempat yang ditinggali organisme penghasil cahaya laut itu, namun yang disebut adalah Pantai Gili Trawangan (NTB) dan tempat tempat di luar negeri termasuk Teluk Mosquito (Pulau Vieques, Kepulauan Karibia), Teluk Halong (Vietnam), Pulau Vaadhoo (Raa Atoll, Maladewa), Teluk Toyama (pesisir utara Pulau Honshu, Jepang), Marlin Marina (Cairns, timur laut Queensland, Australia), dan Teluk Mission (kawasan San Diego, California).

Penasaran atau malah menganggap saya membual, ya silahkan datang sendiri ke pantai Wisata Pakis Jaya Karawang di malam hari pada saat bulan gelap dan bintang bertaburan. dan lebih indah pada saat pantai sudah sunyi senyap dari pengunjung dan pedagang yang sudah menutup warung dan sebagian lampu penerangan telah dipadamkan***.

-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------

Baca Juga