Tuesday, December 11, 2018

Kereta Terahir Ke Cibarusah

Stasiun Lemahabang kabupaten Bekasi (taken from IG @hendrajailani)

Para tetua berkisah di jaman Menir Belanda masih berkuasa, membentang seruas jalur kereta dari stasiun Lemahabang ke Cibarusah. Kereta lori bertenaga manusia para budak pribumi yang terpaksa bekerja untuk para tuan tanah pemilik perkebunan, mengangkut hasil bumi menuju stasiun Lemahabang untuk di angkut ke berbagai daerah di pulau Jawa.
.
Zaman berganti, kini ruas rel nya pun sudah tak terjejak berada disebelah mana, nama Lemah Abang yang bersejarah pun semakin sayup, tersisa menjadi nama stasiun, pasar dan Komando Rayon Militer Lemahabang, Bapelkes Lemahabang pun kini telah berganti nama menjadi Bapelkes Cikarang. Dan barangkali anda yang membaca tulisan pendek ini pun kini bertanya dimanakah itu Lemah Abang dan Cibarusah.
.
Mungkin sepenggal pusi Khairil Anwar tentang “kami yang kini terbaring diantara Karawang dan Bekasi, tidak bisa teriak MERDEKA . . . . ” akan sedikit memberi anda petunjuk dimanakah Lemahabang berada.
.
Dan Bagi anda yang saban hari terjebak macet di ruas jalan antara Lemahabang ke Cibarusah, mungkin kisah para tetua itu dapat menginspirasi anda untuk merekonstruksi sejalur kereta modern antara Lemahabang hingga ke Cibarusah, siapa tahu. Karena bermimpi tak butuh permisi.

-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------

Baca Juga

Saturday, October 27, 2018

Buruh Go Politic; Catatan Kecil Dari Bekasi


Buruh Go Politic adalah gerakan yang digulirkan,dan dilahirkan oleh KSPI (FSPMI) sebagai langkah panjang buruh terjun langsung kekancah politik untuk memperjuangkan hak kaum buruh yang selalu termarjinalkan.

Langkah kekinian yang diusung adalah berupaya menempatkan perwakilan buruh di DPRD kabupaten, DPRD provinsi hingga ke DPR RI. Sesuatu yang layak didukung mengingat selama ini suara buruh lebih banyak disalurkan melalui parlemen jalanan alias demonstrasi dan sejenisnya.

Gerakan buruh go politic sudah bergulir sejak Pemilu 2014 dengan mengusung beberapa caleg DPRD melalui partai politik. Dan kemudian benar benar cukup menyita perhatian masyarakat luas (khususnya di kabupaten Bekasi dan sekitarnya) di perhelatan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Bekasi 2017 yang lalu.

Adalah Obon Tabroni, Deputi Presiden FSPMI berpasangan dengan Bambang Sumaryono yang kemudian dikenal dengan paslon OBAMA maju ke Pilkada Kabupaten Bekasi dari jalur independen, berhadap hadapan dengan empat paslon lainnya. 

Perjuangan buruh Bekasi yang begitu mengharu biru kala itu memang belum mebuahkan hasil sebagaimana diharapkan, namun apa yang telah mereka lakukan patut digaris bawahi dan diacungi jempol dan diapresiasi.

Bagaimana tidak, paslon yang awalnya sama sekali tidak diperhitungkan ini, meski tidak berjaya, mampu menduduki peringkat perolehan suara ketiga dari lima paslon, dengan menggaet 208.223 atau 17,58 persen suara, jauh mengungguli dua paslon lainnya, yakni paslon Meiliana Kartika Kadir-Abdul Kholik dengan 113.596 atau 9,59 persen suara, dan paslon Iin Farihin-Mahmud sebesar 81.436 atau 6,88 persen suara,

Pilkada Kabupaten Bekasi 2017 yang lalu dimenangkan oleh Paslon Neneng Hasanah Yasin-Eka Supria Atmaja dengan perolehan suara 471.585 atau 39,82 persen. Dan di posisi perolehan suara kedua dipegang paslon Sa’duddin – Dhani dengan perolehan suara sebesar 309.410 atau 26,13 persen.

Obon Tabroni
Patut dicatat bahwa kala itu, Neneng Hasanah Yasin merupakan calon patahana, sedangkan Sa’dudin merupakan mantan Bupati Kabupaten Bekasi di satu periode sebelumnya dan berpasangan dengan Ahmad Dhani yang sudah barang tentu memiliki popularitas sebagai seniman musik di tingkat nasional.

Banyak pihak menyebut kekalahan Paslon OBAMA kala itu semata mata karena masalah keterbatasan finansial yang tentu saja berpengaruh langsung kepada keleluasaan gerak para relawannya, walaupun tak dapat dipungkiri tingkat kemapanan dan kematangan sebagai pendatang baru di kancah politik pilkada pastinya turut memainkan peran.

Tak banyak calon yang bernyali untuk benar benar maju ke pilkada dari jalur independen, terlebih paslon Obon Tabroni dan Bambang Sumaryono ini bukanlah paslon yang memiliki modal finansial yang cukup, ditambah lagi dua sosok ini bukanlah tokoh publik yang sudah dikenal luas oleh masyarakat lokal apalagi di tingkat nasional, kecuali di lingkup serikat pekerja, itupun hanya di lingkup FSPMI.

Lalu bagaimana mungkin paslon yang “tidak punya uang” bernyali maju ke PILKADA ? justru itu pertanyaan yang teramat sangat menggelitik. Kata kunci dari nyali paslon ini salah satunya adalah “Relawan”. Kata relawan disini adalah relawan dalam artian sebenarnya, mereka bekerja bukan hanya tidak dibayar tapi bahkan mengeluarkan uang sendiri untuk membiayai perjuangan mereka.

Pertanyaan selanjutnya tentu saja menjadi lebih menarik, bagaimana mungkin ada sekelompok besar orang mau berjuang, berkeringat hingga mengeluarkan uangnya sendiri untuk memperjuangkan paslon Bupati dan Wakil Bupati yang bukan siapa siapa nya mereka ?, dan patut dicatat bahwa relawan OBAMA tidak semata mata dari kaum buruh yang tergabung dalam serikat pekerja.

Bukan dalam jumlah sedikit dari mereka bukanlah buruh ataupun elemen serikat buruh, namun berasal dari berbagai lapisan masyarakat, diantara mereka merupakan para pedagang keliling yang menjajakan dagangannya dengan cara dipikul bekeliling kampung berjalan kaki, tukang ojek, nelayan, petani, buruh kasar, pedagang asongan, pedagang warteg, petani penggarap, sopir angkot hingga para tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Benar adanya bahwa diantara para relawan itu ada yang terpaksa harus mendorong motor bututnya karena kehabisan bensin pada saat keliling kampung mensosialisasikan paslon yang mereka dukung dan sedang dalam situasi sama sekali tidak punya uang yang untuk sekedar membeli bensin. Atau relawan yang tidak bisa keluar dari tempat parkir berbayar karena tidak punya uang untuk sekedar membayar uang parkir.

Lalu apa yang begitu menarik dari paslon ini bagi para relawannya, terutama di masa kini dimana segala sesuatunya nyaris selalu senantiasa di ukur dengan uang ?. Obon Tabroni memiliki relawan buruh di serikat pekerja yang dipimpin nya yang sudah terbiasa bekerja dengan tingkat militansi yang tinggi dan bukan bergerak demi uang tapi demi sebuah cita cita dan mimpi kolektif. Ini adalah kekuatan yang tidak dimiliki oleh paslon lain nya.

Lalu bagaimana organisasi serikat pekerja tersebut mampu membina dan membentuk anggotanya sehingga menghasilkan kekuatan yang demikian ?. Tentu saja Obon Tabroni dan tim nya yang tahu persis jawaban nya.

Selain itu, paslon ini mampu merumuskan program kerja yang sangat realistis yang apabila dijalankan dengan baik dianggap oleh berbagai lapisan masyarakat akan mampu menyentuh dan mengatasi persoalan persoalan utama yang ada ditengah masyarakat kabupaten Bekasi yang majemuk.

Massa buruh di kemenaker

Ditambah lagi, jalur independen yang ditempuh oleh Paslon Obon Tabroni dan Bambang Sumaryono dianggap sebagai nilai lebih tersendiri bagi paslon ini, karena tidak akan terikat pada kepentingan partai politik manapun.

Lalu ketiadaan dana dari kedua paslon ini justru menjadi daya tambah tersendiri di mata masyarakat umum yang berfikiran bahwa paslon yang maju tanpa bermodalkan uang berlimpah tidak akan terjebak dalam upaya mengembalikan modal pada saat sudah terpilih.

Kerja keras dan perjuangan yang luar biasa untuk “menjajakan program” hingga diterima oleh masyarakat kekinian bukanlah perkara mudah, dan itu mampu dilakukan dengan baik oleh relawan OBAMA terhadap 208.223 masyarakat Bekasi yang datang ke TPS di Pilkada tersebut.

BURUH GO POLITIC DI PEMILU 2019

Gagal di Pilkada kabupaten Bekasi ternyata tak mematah-arang kan semangat relawan buruh. Buruh Go Politic kini kembali terjun ke kancah Pemilu 2019 dengan mengusung beberapa calon anggota legislatif baik di daerah hingga ke DPR-RI. Obon Tabroni dicalonkan oleh relawan buruh melalui Partai Gerinda untuk duduk di kursi DPR-RI dari daerah pemilihan Jawa Barat 7 meliputi kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta, dengan nomor urut 2.

Bambang Sumaryono pun turun berlaga untuk memperebutkan kursi DPRD Provinsi Jawa Barat, daerah pemilihan 9, Kabupaten Bekasi. Beliau tak sendirian, ada Hendi Suhendi SH yang juga maju di dapil yang sama dengan nomor urut 4.

Sementara di tingkatan DPRD kabupaten, buruh berbagai daerah juga sudah mulai bergerak mendaftarkan calon legislatif dari kaum buruh, Khusus di Kabupaten Bekasi sendiri calon anggota legislatif dari kaum buruh maju di berbagai daerah pemilihan.

Di Dapil 6 kabupaten Bekasi (kecamatan Cikarang Utara, Cikarang Timur dan Karang Bahagia) yang merupakan tempat penulis berdomisili, ada SULAEMAN dari partai Gerindra dengan nomor urut 5. Begitupun di daerah derah pemilihan lainnya, yang semuanya dimotori secara totalitas oleh relawan Buruh Go Politic.

Menuju kursi legislatif.

Ditingkatan Pilpres, gerakan Buruh Go Politic ini juga sudah menyatakan sikap mendukung pasangan capres cawapres Prabowo-Sandi yang dianggap cukup memiliki kepedulian kepada kepentingan kaum buruh.

MESIN POLITIK BARU

Beberapa keunggulan dimiliki oleh gerakan Buruh Go Politik ini yang tidak dimiliki oleh mesin politik yang lain. Dan sekali lagi, kerelaan para relawan nya bekerja untuk sebuah cita cita kolektif yang bukan saja tidak dibayar sama sekali tapi juga bahkan rela mengeluarkan uangnya sendiri dan bekerja berpeluh mendukung calon yang di usungnya, itu kekuatan yang tak akan mampu dibeli dengan uang.

Melihat soliditas dan militansi relawan gerakan buruh go politic ini, seiring perjalanan waktu dan sedikit polesan saja bukan tidak mungkin gerakan ini atau para relawan ini akan menjadi kekuatan politik baru yang luar biasa dan layak dipertungkan di kancah politik nasional di kemudian hari.

PENUTUP

Dan sesungguhnya satu hal yang seringkali terlepas dari pikiran siapapun bahwa, setiap masa, kelompok masyarakat manapun merindukan figur yang mereka anggap layak dijadikan pahlawan, yang mereka rela berjejer dipinggir jalan menunggu kedatangan-nya, rela berdiri dibawah terik panas dan hujan untuk sekedar dapat melihatnya dari jauh. Atau bahkan merasa bangga sekedar mendengar kisah nya meskipun mereka sama sekali belum pernah bersua.

Siapapun dari kelompok manapun yang mampu memainkan issue itu, insya Allah suatu saat akan Berjaya. Dan lagi lagi ini bukan tentang uang, bukan tentang materi, bukan tentang keuntungan sesaat, tapi tentang mimpi kolektif yang barangkali suatu saat dapat menjadi nyata.

Salam perubahan bagi Indonesia tercinta.

Cikarang Timur, 27 Oktober 2018
#Hendrajailani

-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------

Baca Juga


Tuesday, July 17, 2018

Gelumbang (Pernah) Punya Lapangan Terbang ?

Lapangan terbang Gloembang atau Belanda Menyebutnya lapangan terbang P2 (Palembang Dua) di identifikasi sebagai Lapangan yang kini berada di dalam areal Batalyon Kavaleri 5 Kodam Sriwijaya di desa Karang Endah, kecamatan Gelumbang. Anda bisa lihat dengan jelad dalam foto udara dari Google map di atas sebuah lapangan mirip landasan pacu pesawat terbang pada sisi kanan foto.

Gelumbang adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah yang dulunya merupakan satu kecamatan yang sangat luas dan kini sudah di mekarkan menjadi 6 kecamatan terdiri dari Kecamatan Gelumbang sebagai kecamatan induk, Kecamatan Lembak, Kecamatan Sungai Rotan, Kecamatan Muara Belida, Kecamatan Belida Darat dan Kecamatan Kelekar. Ke enam kecamatan ini sedang dalam persiapan untuk membentuk Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Gelumbang.

Sejarah mencatat, wilayah bekas kecamatan Gelumbang yang kini mekar menjadi 6 kecamatan dan biasa disebut dengan istilah Dapil-3, pernah memiliki dua Lapangan Terbang. Satu lapangan terbang dibangun oleh penjajah Belanda di wilayah Desa Karang Endah, dan satu lagi di bangun oleh PT. Patratani, anak perusahaan PT. Pertamina Persero, di tengah perkebunan kelapa hibrida yang dikelolanya dan kini masuk ke dalam wilayah kecamatan Muara Belida.

Majalah Departemen Pertahanan Australia (ADF) Edisi November – Desember 2006 merilis sebuah laporan penyelidikan tentang sejarah keberadaan lapangan terbang di wilayah Gelumbang, tepatnya di pangkalan militer Karang Endah. Lapter tersebut di identifikasi dengan kode P2 Airstrip atau Palembang 2 Airstrip.
.
Laporan tersebut terkait sejarah Militer Australia yang pernah menggunakan lapangan terbang P2 Karang Endah sebagai perhentian, pada saat seluruh pasukan Australia diperintahkan mundur dan keluar dari wilayah Malaysia dan Singapura.
.
Foto udara dari pihak Belanda, suasana Lapangan Terbang P2 Karang Endah atau Lapangan Terbang Gloembang.

Lapter P2 Karang Endah awalnya dibangun oleh Belanda di pangkalan militer Belanda di Karang Endah berupa lapangan rumput luas dengan runaway berpermukaan tanah yang dipadatkan. Pembangunannya terkait dengan persiapan militer Belanda menghadapi serbuan pasukan Jepang di tahun 1941 sebagai lapangan terbang kedua (cadangan) setelah lapangan terbang P1 atau Palembang Satu di Talang Betutu.
.
Pembangunan lapangan terbang tersebut memang tidak pernah selesai, namun demikian sudah digunakan oleh pihak tentara Belanda dalam hal ini adalah pasukan Militaire Luchtvaart – Koninklijk Nederlands Indisch Leger (ML-KNIL) pada bulan Desember 1941 dan diperlengkapi dengan pengebom Glen Martin. Pasukan tersebut kemudian ditarik mundur dan direlokasi ke Semplak (Bogor) pada tanggal 26 Januari 1942 (lokasi yang kini kemungkinan menjadi Pangkalan TNI AU Atang Sanjaya, Bogor).
.
Digunakan oleh pasukan sekutu
.
Seiring dengan pecahnya perang tanggal 8 Desember 1941, Hindia Belanda (Netherlands East Indies), Amerika Serikat, Inggris dan Australia bersekutu dan membentuk Kerjasama pertahanan udara pada tanggal 15 Januari 1942. Namun kemudian penarikan pasukan negara negara ini terbilang lambat dari dari wilayah Malaya sampai dengan menyerah nya Jepang di 8 Maret 1942.
.
Dalam rangka penarikan pasukan tersebut, AU Inggris (RAF) dan pasukan AU Australia menggunakan Pangkalan Udara P1 (Talang Betutu) dan Lapter P2 (Karang Endah). Lapter P2 Karang Endah sempat di pimpin oleh Kapten McCauley dari AU Inggris (RAF) pada tanggal 31 Januari 1942.
.
Pasukan TNI Hijrah. Paska penandatangan perjanjian Renville pasukan TNI harus hijrah dari wilayah Belanda ke wilayah Republik Indonesia. Tampak dalam foto di atas pasukan TNI sedang berkumpul di Lapangan Terbang Karang Endah yang kala itu masih dikuasai Belanda untuk bersiap hijah masuk ke wilayah Republik Indonesia.

Pesawat pesawat militer yang pernah bertugas di Lapter P2 Karang Endah termasuk pesawat Lockheed Hudsons dari Skuadron 1 AU Australia (RAAF) dan skuadron 62 AU Inggris (RAF), Bristol Blenheims dari skuadron 27 AU Inggris (RAF) dan Skuadron 84 AU Inggris (RAF), yang semuanya dibawah kendali kelompok pembom 225 AU Inggris (RAF). tidak ada data pasti tentang jumlah pesawat yang di Lapter P2 Karang Endah ini saat itu namun diperkirakan terdapat lebih dari 100 pesawat yang tersebar dibawah pepohonan.
.
Dikuasai pasukan Jepang (Februari 1942-Agustus 1945)
.
Pada tanggal 14 Februari 1942, pasukan militer Jepang berhasil merebut Lapangan terbang P1 (Talang Betutu) dan berikutnya berhasil menguasi wilayah kota Palembang dan dua kilang minyak di seberang selaran Sungai Musi. Situasi itu menyebabkan lapter P2 Karang Endah sangat sulit untuk dipertahankan oleh pasukan Belanda dan sekutunya, dan berujung kepada penarikan pasukan Belanda dan Australia ke pulau Jawa pada tanggal 16 Februari 1942, Induk pasukan terahir yang ditarik dari Karang Endah adalah Batalyon Infantri X.
.
Gelumbang dan sekitarnya jatuh ke tangan pasukan Jepang pada 21 Februari 1942 termasuk Lapter P2 Karang Endah, dan pada tanggal 24 Februari 1942 pesawat Jepang pertama kali mendarat di Lapter P2 Karang Endah, terdiri dari 29 pesawat pembom Mitsubishi G3M bombers dan pesawat angkut tunggal Genzan Kokutai dari Detasemen AL ke 22 Jepang (Koku Sentai). Di hari berikutnya Lapter P2 ini digunakan oleh detasemen Genzan Kokutai sebagai basis untuk menyerang Tanjung Periok.

Lapangan Terbang Gloembang

Selanjutnya Lapter P2 Karang Endah digunakan oleh Angkatan Udara Jepang dan mengganti nama P2 menjadi Lapangan Terbang Gloembang dan melengkapinya dengan 54 unit pesawat tempur Nakajima Ki-44 fighters dari skuadron Sentai ke 87 pada pertengahan bulan Oktober 1944. Fungsi utama Lapter Gloembang adalah sebagai pangkalan pesawat tempur untuk melindungi kilang minyak di Plaju dan Sungai Gerong yang sudah di kuasi Jepang.
.
Pertempuran udara Skuadron 87 Sentai dari Lapter Gloembang ini terjadi pada tanggal 24 dan 29 Januari 1945 ketika pesawat pesawat tempur Inggris menyerang Sungai Gerong dan Plaju. Dalam pertempuran udara itu Skuadron 87 Sentai kehilangan 12 pesawat mereka. Hal itu diperkuat oleh laporan pihak mliter Jepang tanggal 14 Maret 1945 yang menyebutkan bahwa Skuadron 87 Sentai merupakan satu satunya penguasa di Gloembang dengan kekuatan 17 pesawat tempur jenis Nakajima Ki-44s. Sedangkan unit tempur yang lain termasuk Skuadron Sentai ke 21 dan 33 menggunakan Lapter Gloembang sebagai lapter singgah dari pangkalan utama mereka di Talang Betutu.
.
Gerbang Komplek Batalion Kavaleri 5 (YONKAV-5) Karang Endah, ditepian ruas jalan dari Gelumbang ke arah kota Prabumulih.

Sebuah laporan intelejen pada bulan Oktober 1945 le,imglomam berasal dari sumber sumber Inggris, menyebutkan bahwa diperkirakan terdapat tujuh pesawat tempur jepang jenis Kawasaki Ki-45, 12 pesawat Mitsubishi Ki-46, satu Mitsubishi Ki-30 dan satu Mansyu Ki-79 milik mirliter Jepang, terbengkalai tak terurus di Lapangan Terbang Gloembang. Laporan ini menjadi menarik karena jenis pesawat yang disebutkan berbeda dengan jenis Nakajima Ki-43 dan Ki-44 yang dilaporkan beroperasi dari Lapter Gloembang.

Lapter Gloembang di masa awal Kemerdekaan (Agustus 1945 – Juli 1947)

Seiring dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu dan Proklamasi kemerdekaan Indonesia, di pulau sumatera terdapat lebih dari 60 lapangan terbang termasuk Lapter Gloembang atau P2 Karang Endah dibawah kendali pemerintah Indonesia. Namun demikian pemerintah Indonesia tidak langsung mengelola lapangan lapangan terbang P1 Talang Betutu dan Lapter Gloembang atau P2 Karang Endah dan masih di bawah pengelolaan AU Belanda.
.
Hal tersebut kemungkinan karena kebanyakan pesawat yang ada dalam kondisi rusak atau tak terawatt ataupun karena ketiadaan pilot untuk mengoperasikan pesawat pesawat di Lapter tersebut karena para pilot TNI saat itu masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumatera Utara.
.
Meski pernah disebutkan dalam sebuah diskusi di Palembang pada tanggal 26 September 1946 tentang pembentukan fasilitas pelatihan bagai para pilot di wilayah Sumatera Selatan dan kemudian pihak Belanda menyebutkan fasiltas dimaksud dibentuk di Lapter Gloembang atau Lapter P2 Karang Endah namun demikian laporan ini tidak ditemukan dalam catatan catatan sejarah ataupun publikasi pemerintah Indonesia.
.
Tampaknya saat itu pemerintah Indonesia konsentrasi kepada perbaikan lapangan terbang di Sumatera termasuk Lapter P2 Karang Endah, hal tersebut untuk menunjang upaya percepatan pengadaan penerbangan rutin antara Lapter Maguwo (Yogyakarta) ke Changi (Singapura) dengan perhentian untuk pengisian bahan bakar di Lapter P2 Karang Endah dan Bukit Tinggi.
.
Penerbangan rutin oleh beberapa maskapai telah dimulai pada tanggal 9 April 1947 namun tidak diketahui apakah penerbangan penerbangan tersebut melakukan pendaratan singgah di Lapter Gloembang atau tidak.

Diketahui bahwa pada pada tanggal 20 September 1946 Komodor Udara Abdul Halim Perdanakusuma bersama pilot Opsir II Imam Suwongso Wirjosaputro berangkat dari Yogya menuju Pangkalan Udara Karang Endah, untuk meresmikan pembukaan pangkalan tersebut.

Agresi Militer Belanda I (July 1947 – April 1950)

Di masa Agresi Militer Belanda pertama, Lapter P2 Karang Endah kembali di kuasi oleh tentara Belanda pada tanggal 25 Juli 1947 oleh Resimen ke 7 Regiment Stoottroepen (RS). Agresi tersebut merupakan bagian dari upaya Belanda untuk merebut ladang minyak di wilayah Sumatera Selatan.
.
Lapter P2 Karang Endah kemudian dikelola oleh Detasement Piper Cubs yang merupakan bagian dari 17 Verkenning en Artillerie Waarneming Afdeling (VARWA). Dan Karang Endah menjadi salah satu dari 40 Lapter yang dikuasai oleh 17 VARWA di pulau Sumatra.
.
TNI AD (April 1950 – sampai Sekarang)
.
Lapangan terbang P2 Karang Endah atau Lapangan Terbang Gloembang diserah terimakan dari Pemerintah Belanda ke Pemerintah Republik Indonesia pada bulan April 1950 sebagai bagian dari penyerahan seluruh fasilitas KNIL kepada pemerintah Indonesia.
.
Kini Lapangan Terbang P2 Karang Endah atau oleh pihak Jepang disebut sebagai Lapangan Terbang Gloembang dan seluruh fasilitas militernya menjadi fasilitas militer TNI Angkatan Darat, dalam hal ini menjadi Markas Batalyon Kavaleri 5 (Yonkav V) Kodam Sriwijaya, di desa Karang Endah, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
.
Sejauh ini tidak ada laporan resmi tentang penggunaan bekas lapangan terbang P2 tersebut. Sebagai fasilitas militer negara, kawasan tersebut tentu saja tertutup untuk umum kecuali dengan izin resmi dari pihak berwenang.

-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------


Referensi

Monday, July 9, 2018

Fenomena air laut menyala di Pantai Tanjung Pakis Karawang

Bio-Luminescence di pantai Maladewa

Ahad 9 Juli 2018 saat berkunjung ke pantai wisata pakis Karawang hingga malam hari, sangat menyenangkan dan begitu menarik menemukan pemandangan baru gelombang laut yang menuju ke pantai bersinar terang kebiru biruan, hijau menyala hingga merah muda menyala, diiringi dentuman suara ombak yang kemudian memecah buih yang bersinar terang itu.

Bukan semata mata hanya dapat dilihat, nyatanya sinar sinar berkilauan itu juga dapat disentuh dengan tangan dan setiap gerakan tubuh di dalam air menimbulkan pancaran cahaya yang berkilau digelapnya malam, memberikan pengalaman bermain main dengan cahaya seakan tokoh dalam film the Avatar. . . . memang butuh tambahan keberanian untuk nyebur ke laut di tengah gelapnya malam untuk menikmati sensasi unik itu.

Malam itu atmosfir di Pantai Wisata Pakis Jaya Karawang memang sedang sangat mendukung, langit bertabur bintang tanpa bulan, beberapa butir bintang tampak lebih besar dan bersinar lebih terang dibandingkan dengan lain nya termasuk sebutir bintang merah yang mencorong menyala terang menggantung diangkasa diantara bintang bintang lainnya.


Sayangnya kamera semi DSLR yang kami bawa tidak mendukung untuk melakukan pemotretan dengan bukaan lebar untuk mengabadikan momen langka itu. foto ilustrasi di atas merupakan fenomena yang sama di pantai republic Maladewa (Maldives) sebauh negara kecil di tengah samudera Hindia.

Fenomena air laut menyala ini dijelaskan mbah gugel secara gamblang sebagai “Fenomena Laut Bioluminescence”. Kata bioluminescence terdiri dari dua bahasa, bio yang artinya hidup dalam bahasa Yunani dan lumen yang artinya cahaya dalam bahasa Latin. Fenomena bioluminescence merupakan salah satu peristiwa yang terjadi ketika makhluk hidup mengalami sebuah reaksi kimia tertentu yang mampu menghasilkan emisi cahaya. Selanjutnya reaksi kimia yang dihasilkan berupa energi cahaya.

Peristiwa ini membuat sebagian laut bersinar dalam gelapnya laut malam. Seolah-olah terdapat ratusan bohlam menyala dari dalamnya. Bioluminescence ditemukan di seluruh biosfer, tetapi hanya pada vertebrata laut, invertebrata dan beberapa jenis tumbuhan. Bioluminescence ditemukan pada makhluk hidup seperti chepalopoda, copepoda, ostracoda, amphipoda, euphausida, beberapa jenis ikan, annelida, plankton, dan ubur-ubur. Di darat bioluminescence ditemukan pada beberapa jenis serangga, kunang-kunang, ulat (glow-worm), kumbang, dan beberapa jenis diptera.

Senja di Pantai Tanjung Pakis Karawang

Penjelasan terjadinya fenomena itu cukup rumit untuk saya fahami, namun demikian nyatanya fenomena itu bahkan sudah dimanfaatkan di dunia medis untuk membantu proses diagnosa, dan kesimpulan saya pribadi fenomena ini tidak membahayakan kesehatan untuk dinikmati langsung, buktinya setelah menceburkan diri ke laut untuk menikmatinya saya masih berkesempatan menuliskannya untuk anda.

Hanya saja teramat sangat menarik bahwa Gugel sama sekali tak menyebut Pantai Pakis Karawang sebagai salah satu tempat yang ditinggali organisme penghasil cahaya laut itu, namun yang disebut adalah Pantai Gili Trawangan (NTB) dan tempat tempat di luar negeri termasuk Teluk Mosquito (Pulau Vieques, Kepulauan Karibia), Teluk Halong (Vietnam), Pulau Vaadhoo (Raa Atoll, Maladewa), Teluk Toyama (pesisir utara Pulau Honshu, Jepang), Marlin Marina (Cairns, timur laut Queensland, Australia), dan Teluk Mission (kawasan San Diego, California).

Penasaran atau malah menganggap saya membual, ya silahkan datang sendiri ke pantai Wisata Pakis Jaya Karawang di malam hari pada saat bulan gelap dan bintang bertaburan. dan lebih indah pada saat pantai sudah sunyi senyap dari pengunjung dan pedagang yang sudah menutup warung dan sebagian lampu penerangan telah dipadamkan***.

-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------

Baca Juga

Thursday, June 28, 2018

Balada Ayam Kampung

bisa jadi . . . . . 

Ketika ia masih hidup, selalu saja di-usir pada saat ia akan masuk ke rumah kita. Justru ia baru dihargai dan ditempatkan di tempat terhormat di dalam rumah kita pada saat ia sudah mati . . . . dan berubah menjadi ayam goreng.
.
Yakinkah hanya ayam yang kita perlakukan demikian ?. Yakinkah tak ada air mata yang jatuh di luar sana, karena pintu hati kita yang terlanjur tertutup untuknya . . . ??
.
-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------


Baca Juga



Saturday, March 10, 2018

Monolog Kemalaman di Manggarai

KRL melintas langsung di jalur 3 Stasiun transit Manggarai.

Ketika pertama kali naik KRL di kampung-nya Naruto sana itu sempat berpikir kok penampilan luar maupun dalam hingga sistem dan aturannya sama persis dengan KRL commuter line di Jabodetabek ya?. .
.
Maklumlah saia memang agak katrok dan belum pernah mencari tahu tentang itu, usut punya usut ternyata unit unit KRL di Jabodetabok memang berasal dari negeri sakura itu, baik yang didapat secara hibah maupun dibeli seken dari beberapa operator KRL disana. .
.
Tentu saja ada beberapa hal yang memang harus disesuaikan dengan iklim di tanah air, seperti contohnya adalah bagian bawah bangku penumpang yang terlihat seperti ornamen hias dari plat besi motif bolong bolong, sebenarnya adalah unit pemanas yang difungsikan pada saat musim dingin, tentu saja tidak akan difungsikan di Jabodetabek yang hanya ada musim hujan dan kemarau. .
.
Sepi, berasa milik sendiri, maklum dan larut malam.

Keliatan khan bagian bawah bangkunya itu yang bolong bolong, aslinya itu untuk pemanas yang dinyalakan disaat musim dingin agar ruangan dalam KRL tetap hangat dan penumpangnya gak kedinginan. Di Jabodetabek tentu saja tidak difungsikan bahkan ditambahkan lagi kipas angin dibagian atas ruang.

Ah ane inget betul bagian satu itu karena berasa bener angetnya di kaki menghentikan gemetar di badan akibat suhu dingin yang gak ketulungan.
.
Ketika kedinginan di kampung orang, baru berasa bener Sorga nya negeri ku Indonesia yang matahari nya hangat saban taun, membuat kita bisa hari hari ASYIK aja pake kaos oblong calana setengah tiang plus sandal jepit .
.
Dan tentu saja mas brow, iklan yang bergelantungan di dalam KRL disono itu hampir seluruhnya saia gak ngarti karena gak bisa bacanya hahahaha, termasuk juga suara merdu cewek yang terdengar di speaker sepanjang perjalanan itu. au' ah gelap. Blaz ora faham do’i ngomong opo. . .
.
-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------

Baca Juga


Tuesday, January 16, 2018

Menilik Pulau Penyengat

Penyengat yang Carnipora, Peta Lokasi Pulau Penyengat dan Masjid Sultan Riau atau Masjid Putih Telur yang begitu terkenal dan bersejarah, dan disebut sebut pembangunannya menggunakan putih telur. Masjid kuning ini terlihat jelas dari pantai kota Tanjung Pinang.

Penyengat adalah sebutan orang melayu bagi sejenis tawon liar seperti di foto itu. Penyengat juga nama sebuah pulau kecil yang ukurannya tak lebih dari 1,5 km persegi di lepas pantai Kota Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau. Saat ini statusnya merupakan sebuah kelurahan di dalam kota Tanjung Pinang dan menjadi salah satu objek wisata sejarah andalan kota Tanjung Pinang. Pulau Penyengat sempat menjadi ibukota kerajaan melayu Johor-Riau di abad ke 19.
.
Di pulau kecil ini anda dapat menemukan peninggalan kejayaan kesultanan melayu Johor-Riau termasuk beberapa bangunan Istana, benteng pertahanan, gedund gedung bersejarah dan makam para raja kesultanan melayu Johor-Riau, termasuk Masjid Sultan Riau Penyengat yang sangat populer itu.
.
.
Konon, nama penyengat bagi pulau ini memang berasal dari nama Tawon Penyengat itu. Jaman dulu para pelaut Portugis yang mendarat di pulau kecil ini untuk mendapatkan air bersih, kocar kacir kembali ke kapalnya karena diserang serombongan Penyengat ganas tersebut. Di sekitar balai adat Melayu di pulau Penyengat kini memang masih ada sumur tua yang airnya jernih dan tawar meskipun letaknya di bibir pantai pulau penyengat.
.
Dan Menariknya lagi mas/mbak Brow, Pulau penyengat ini beserta Istana dan seluruh isinya ini, di tahun 1803 merupakan Mas Kawin dari Sultan Mahmud, Raja Kesultanan Johor-Riau untuk Permaisurinya, Engku Putri atau Raja Hamidah anak dari Raja Haji Yang Dipertuan Muda Riau ke IV. Makam beliau kini dapat ditemukan di pulau Penyengat.
.
Di dalam komplek Makam beliau juga terdapat makam dari Raja Ali Haji, sang pujangga kesultanan Riau yang begitu termasyur dan juga Pahlawan Nasional Indonesia. Selamat berkunjung ke Penyengat.
.
-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------

Baca Juga

Mas Kawin untuk Seorang Permaisuri
Hikayat Keris Taming Sari
Dimanakah Makam Prabu Siliwangi
Siapakah Prabu Siliwangi Sebenarnya ?
Pudarnya Kilap Palangka Sriman Sriwacana
Bertemu Patih Gajahmada di Gunung Ibul, Prabumulih
Iskandar “Agung” Zulqarnain dimakamkan di Palembang ?
Timbuktu, Kisah Tentang Wanita Terpercaya di Ujung Dunia
Merunut Hikayat di Matangaji