Thursday, March 5, 2020

Senja di Pemakaman Baqi - Madinah

Seorang laki laki sedang berziarah sendirian di salah satu makam di komplek pemakaman Baqi - Madinah, dengan latar belakang menara menara Masjid Nabawi yang menjulang diantara gedung gedung perhotelan disekitarnya.

------------------------------------------------------------
Bila mau jujur, pemakaman Baqi di Madinah ini sesungguhnya memang bersesuaian dengan hadist Rosulullah secara tekstual”
-------------------------------------------------------------

Baqi’ atau Jannatul Baqi’ adalah komplek pemakaman yang begitu terkenal di kota Madinah letaknya tak jauh dari Masjid Nabawi. Apalagi setelah masjid Nabawi diperluas, salah satu gerbang akses ke masjid ini tepat berhadapan dengan gerbang pemakaman Baqi’. Sebagian orang juga menyebutnya dengan Pemakaman syuhada Baqi’. Seluruh komplek pemakaman ini dipagar tembok keliling dengan hanya satu gerbang akses untuk pengunjung dan peziarah dari arah gerbang Baqi’ Masjid Nabawi.

Bulan Nopember 2019 saya berkesempatan berziarah ke pemakaman ini, sendirian, selepas sholat Asyar di Masjid Nabawi. Saya putuskan untuk berziarah kesana meski sendirian karena memang didalam Itinerary list yang dibagikan oleh pihak tour dan travel tidak saya temukan agenda untuk ziarah bersama kesana.

Permukaan tanah komplek pemakaman Baqi’ ini lebih tinggi dari jalan raya & pelataran masjid Nabawi, jalan akses yang menanjak menuju gerbangnya dibuat menyamping tidak lurus langsung menuju ke gerbang. Sore itu peziarah tidak telalu rame, namun saya tak bersua dengan Jemaah asal Indonesia yang dapat saya ajak berbarengan ziarah kesana.


Tiba di gerbang makam, tampak cukup banyak petugas keamanan kerajaan Arab Saudi dengan seragam loreng khas mereka berjaga jaga disana tanpa membawa senjata apapun, beberapa dari mereka membawa perangkat handy talky. Melewati gerbang, di sebelah kanan terpampang spanduk berukuran besar dalam beberapa bahasa terpampang disana.

Spanduk itu menjelaskan tentang tata cara ziarah kubur sesuai sunnah. Dan baru beberapa langkah dari sana untuk menuju ke dalam, saya terkaget kaget dengan teriakan salah satu petugas berseragam disana ke arah ku, refleks jari telunjuk ku menunjuk ke muka ku sendiri, tapi askar itu memberi isyarat dengan tangan nya bahwa bukan aku yang dimaksud tapi orang yang di belakangku.

Menengok ke belakang, dibelakangku ada seorang pria bersorban, berpakaian putih panjang hingga lutut, celana panjang juga warna putih, dan berjenggot panjang, mungkin dari Pakistan atau dari Afganistan, entahlah, aku juga tidak tahu apa masalahnya, dan juga tidak berusaha mencari tahu. 

Askar yang tadi berteriak bergegas mendatanginya seraya memberiku isyarat (lagi lagi dengan tangannya) mempersilahkan-ku masuk. Selanjutnya mereka terlibat pembicaraan dalam bahasa arab yg saja saya tidak faham apa yang mereka bicarakan.

Jannatul Baqi' berlatar belakang Masjid Nabawi. Begini rupa dan bentuk kuburan di Jannatul Baqi', hanya berupa gundukan tanah dan kerikil dengan sebongkah batu sebagai nisan. 

Siapa yang dimakamkan di Baqi’ ?

Sejujurnya saya tidak tahu pasti siapa saja yang dimakamkan di Baqi’ tanpa membaca berbagai sumber, atau lebih jelasnya saya tidak tahu, kuburan siapa yang saya jumpai di Baqi’. Karena semua kuburan yang ada di pemakaman Baqi’ sama sekali berbeda dengan kuburan yang ada di pemakaman di Indonesia pada umumnya yang paling minim dilengkapi dengan Nama di Nisan-nya.

Di pemakaman Baqi’ semua kuburannya hanya berupa gundukan tanah dan batu kerikil dengan ssebongkah batu berukuran lebih besar sebagai nisan di bagian kepala kuburan. Tidak ada juga petunjuk seumpama spanduk besar seperti di dekat gerbang yang menjelaskan siapa saja yang dimakamkan di masing masing blok disana apalagi denah komplek makam beserta nama nama yang dimakamkan disana.

Namun demikian, komplek pemakaman ini sangat terawat, begitu banyak petugas yang senantiasa menata kembali batu batu kerikil dimasing masing kuburan, seluruh arealnya bersih dan rapi, dilengkapi dengan jalan jalan akses berupa jalan setapak ber-paving blok.

Sama halnya dengan tempat tempat lain di Madinah, di pemakaman Baqi’ ini pun kita akan menjumpai begitu banyak burung burung merpati yang berkeliaran bebas di komplek pemakaman yang cukup luas tanpa ada satu pohon pun ini.

Kemanapun mata memandang di pekamanan Baqi, semuanya senada. semua kuburan disini sama bentuk dan rupanya. Dan kawanan burung dara bebas berkeliaran di tempat cukup luas ini.

Apakah pemakaman Baqi’ tampak angker?

Bagi saya pribadi tidak ada sama sekali kesan seram ataupun angker di komplek pemakaman ini. Lagipula suasananya memang teramat berbeda dengan komplek pemakaman tua di tanah air yang penuh dengan pepohonan rindang, aneka tanaman tropis dan tanaman khas kuburan, belum lagi dibumbui dengan kisah kisah mistisnya.

Arab Saudi ber-iklim gurun, tanaman dan pepohonan tak mudah tumbuh begitu saja disini, sehingga komplek pemakaman inipun tampak gersang tanpa tumbuhan apalagi pepohonan yang berukuran besar. Dan tidak ada bangunan dalam bentuk apapun di dalam komplek pemakaman ini selain gundukan tanah dan kerikil dengan sebongkah batu sebagai nisan.

Tahlilan Yasinan Bisik Bisik

Yang saya fahami, secara eksplisit tata cara ziarah yang dipampang di spanduk di dekat gerbang pemakaman ini tidak memperkenankan peziarah untuk tahlilan, yasinan, berdo’a dan sejenisnya ditempat ini.

Spanduk besar di dekat gerbang pemakaman Baqi' dan beberapa tentara Kerajaan Arab Saudi yang sedang bertugas jaga disana.

Namun pemandangan cukup unik saya temukan ketika ada seorang pria bersorban tampak duduk sendirian dengan kursi portable di sisi salah satu makam dan beliau sepertinya sedang mengaji disana. Di sisi yang lain juga ada seorang peziarah yang melakukan hal yang sama namun lokasinya cukup jauh ditengah tengah dan jauh juga dari jalan setapak.

Saya juga menjumpai rombongan peziarah yang berjalan pelan pelan yang ternyata mereka sedang tahlilan berjama’ah dengan suara pelan, nyaris berbisik sambil terus berjalan. Rombongan berikutnya saya temukan juga sedang dengan mode yang sama namun membaca surah Yasin, juga dengan suara yang sangat pelan nyaris berbisik. Saya yang datang kesana sendirian dan berjalan dengan kecepatan normal tentunya dengan segera melewati rombongan yang jalannya sangat pelan itu.

Ditutup menjelang matahari terbenam.

Hari itu sepertinya saya memang ke sore-an datang kesana, belum lagi tiba di belokan jalan setapak yang saya lewati ketika para petugas berseragam disana terdengar berteriak teriak dan bergegas menghampiri orang orang yang sedang berziarah disana.

Pemakaman Baqi' - Madinah.

Dan aku hanya diam memperhatikan. Tampaknya semua orang disuruh keluar dari sana, beberapa petugas yang menghampiri dengan langkah cepat ke orang orang yang tadi mengaji di sisi makam dan tampak nya sedikit ada perdebatan.

Salah satu askar berjalan ke arahku yang masih berdiri diam ditempatku dan ia memberi isyarat dengan menyilangkan dua tangannya sambil berujar “closed” begitu katanya, “Ouw” sahut ku, “yes close, came again tomorrow” lanjutnya. Lumayan lah yang penting aku ngerti maksudnya. Ya sudahlah, mau tak mau putar haluan kembali ke arah gerbang.

Di gerbang pemakaman tampak para askar itu sibuk mengusir orang orang yang berkerumun disana termasuk yang sibuk selfie dan weifie. Tapi aku cukup beruntung, tampaknya mereka tak keberatan aku berdiri sejenak disana untuk memotret Masjid Nabawi yang tampak anggun dibawah siraman cahaya matahari senja.

Masih ada cukup waktu untuk jalan kaki kembali ke hotel tempat kami menginap untuk mandi ganti baju dan kembali lagi ke Masjid Nabawi guna bersiap siap sholat magrib. Alhamdulillah sudah sempat berziarah ke pemakaman yang sudah kudengar kisahnya sejak berpuluh puluh tahun lalu, dan sempat mengabadikan tempat itu dalam beberapa bingkai foto sekedar untuk kenang kenangan. Nanti kita lanjutkan cerita-nya ya di posting berikutnya.***


-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @hendrajailani
------------------------------------

Baca Juga



No comments:

Post a Comment