Masjid Al-Zawawi, Muscat, Oman. |
Penerbangan Oman Air malam itu
mendarat di bandara internasional muscat dibawah siraman hujan yang cukup
deras. Seperti melihat berkah yang sedang berjatuhan dimalam itu, bagaimana
tidak, Jakarta dan Indonesia sedang kemarau panjang saat kami tinggalkan sedangkan
Muscat di Oman yang notabene salah satu Negara arab dengan iklim gurun yang
kering justru disini kami berjumpa lagi dengan hujan setelah sekian bulan
menikmati kemarau.
Kota Muscat selaku ibukota Oman,
cukup indah dan menawan kota yang sedang bergerak maju dengan infrastruktur
jalan raya dan bangunan bangunan jangkung yang mulai mendominasi pusat kotanya.
Terselip diantara bangunan bangunan hotel bertingkat, perkantoran dan pusat
bisnis di pusat kota Muscat, adalah Masjid Al-Zawawi yang begitu menarik
perhatian karena arsitekturnya yang menawan.
Masjid Al-Zawawi terlihat dengan
jelas dari ruas jalan raya bebas hambatan dari dan menuju bandara Muscat. Menjadi
lebih menarik untuk dikunjungi karena lokasinya tak jauh dari hotel city season
tempat kami menginap. Dari pintu lobi hotel masjid ini bahkan terlihat langsung
diantara bangunan hotel disekitarnya.
Masjid Al-Zawawi merupakan nama
populer masjid ini karena memang dibangun oleh keluarga besar Al-Zawawi, salah
satu keluarga terpandang di Oman. Sedangkan nama sebenarnya dari masjid ini
cukup panjang yakni Masjid Abdul Mun’im bin Yusuf bin Ahmad Zawawi sebagaimana
terpampang di papan namanya di depan masjid dan ditulis juga di plakat
pembangunannya yang dipasang di tembok masjid sisi sebelah timur, di sebelah
pintu masuk utama.
Sisi timur Masjid Al-Zawawi. |
Merujuk kepada plakat berbahasa
arab yang terpasang disana, masjid ini dibangun oleh keluarga Al-Zawawi pada
tahun 1985M (1405H) untuk mengenang ayahanda mereka mendiang Abdul Mun’im bin
Yusuf bin Ahmad Zawawi yang namanya diabadikan sebagai nama resmi masjid ini. Namun
demikian masjid ini lebih dikenal luas sebagai masjid Al-Zawawi.
Denah bangunan komplek masjid ini
dibuat simetris baik taman maupun bangunannya. Bangunan masjidnya dilengkapi
dengan beranda dan tangga besar di tiga sisinya kecuali sisi kiblat tempat
mihra dan menara tunggalnya berada. Pintu utama berada di sisi timur, tangganya
dilapis dengan karpet warna hijau.
Nama masjid yang cukup panjang, bukan?. |
Bangunan penunjang termasuk ruang
terbuka cukup luas di lantai dasar bangunan segi empat di belakang masjid,
ruangan ini juga berfungsi sebagai area sholat. Mengingat bahwa masjid ini di
kunci di luar warktu sholat berjamaah, maka Jemaah yang akan sholat di masjid
ini di luar waktu sholat berjamaah dapat melaksanakan sholat di ruangan ini.
Tempat wudhunya dibangun di sisi
belakang, ada juga tempat wudhu di bangunan pancuran beratap kubah di sisi kiri
dan bangunan masjid ini seperti layaknya bangunan bangunan masjid tua di timur
tengah. Kubah masjid ini dibangun mirip dengan kubah masjid di St Peterburg
Russia dan bangunan bangunan masjid tua di asia tengah, sama sekali berbeda
dengan bentuk kubah masjid Agung Sultan Qaboos.
Sesaat sebelum meninggalkan
Muscat untuk melanjutkan penerbangan ke Madinah, 21 Nopember 2019 kami
menyempatkan singgah sebentar ke masjid ini untuk menunaikan sholat dhuha dan
sejenak menikmati keindahan bangunan masjid yang belum ada replica atau yang
serupa dengan ini di Indonesia.***
-----------------------------------
Follow
akun instagram kami di @masjidinfo
| @masjidinfo.id
| @hendrajailani
------------------------------------
Baca juga
No comments:
Post a Comment