Wednesday, March 4, 2020

Kabau ; Penghilang Bau Jengkol dan Petai

Buah Kabau, salah satu jenis lalapan populer di tanah Belida.

Di kalangan penggemar lalapan terkenal guyonan begini ini “cara mudah menghilangkan bau jengkol itu adalah makan petai”. Dan “untuk menghilangkan bau petai itu gampang, silahkan makan Kabau”   . . . jadi bau Kabau dong, . . .gampang itu mah, hajar bau kabau nya dengan Tempoyak JJ

Kabau itu pohon yang sejenis dengan jengkol atau Jering dia menjadi lalapan makan bagi yang suka lalapan, sama halnya dengan jering dan petai, aromanya itu aduhai. Kabau itu rasanya memang sedikit mirip dengan jering alias jengkol tapi lebih wuah.

Buah kabau di pohon nya.
Bentuk buah Kabau sama sekali berbeda dengan Jengkol. Buah kabau seperti kacang polong dengan biji nya yang banyak. Bentuk bijinya unik mirip pil tablet. Warnanya hijau saat masih muda dan menghitam saat sudah tua. Selain disebut Kabau ada juga yang menyebutnya sebagai Jering Utan, atau Jeing Tupai.

Bai de we ngomong ngomong, Jering, petai dan Kabau itu ternyata bahasa Indonesia lho sebagaimana disebut di kamus besar. Tadinya kukira Jering, petai dan Kabau itu adalah bahasa Belida di Gelumbang.

Isi buah kabau.
Kabau itu nama ilmiahnya Archidendron bubalinum masuk marga tanaman Archidendron, nama lainnya di Indonesia juga dikenal dengan nama Jering hutan (jengkol hutan), Jerign Tupai (jengkol tupai).

Dan merujuk ke berbagai sumber, Kabau ternyata daerah sebaran tumbuhnya cukup luas meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa hingga ke semenanjung Malaya dan Filippina.

Setelah di potek, mirip pil tablet khan. . . . 
Pohon kabau itu mirip dengan pohon Jengkol, bisa tumbuh menjulang tinggi, kayu pohon-nya juga cukup baik kualitasnya dan seringkali digolongkan sebagai kayu pohon jengkol. Di Sumatera, tepatnya dikampung halaman kami di tanah Belida di Sumatera Selatan, tanaman ini biasa ditanam penduduk di kebun kebun mereka dari bijinya yang sudah tua.

Sehingga dapat dipastikan bila saat di hutan dan menemukan pohon ini, hampir dapat dipastikan ditempat tersebut dulunya adalah bekas kebun atau dulunya seseorang pernah berkebun atau ber-huma ditempat tersebut. Kenapa demikian, karena jaman dulu orang orang berladang, berkebun atau membuka huma secara berpindah pindah.

Perhatikan daun dan dahan nya, tidak jauh beda dengan jengkol khan.
Ladang yang sudah lama ditinggalkan lama  kelamaan akan kembali menjadi hutan dan pohon tanaman usia panjang akan bertahan disana termasuk pohon kabau, jering (jengkol) dan lain-nya.

Pohon kabau itu bisa tumbuh tinggi besar sebagaimana pohon jengkol. Di bawah pohonnya yang rindang itu bisa dijadikan tempat menggelal tikar, makan siang diantara angin sepoi sepoi lauknya pepes dan pindang ikan belida, sambal Tempoyak dan lalap nya buah kabaw. Wuahahaha rasanya top markotop deh. Kamu tahu apa itu Tempoyak ? nanti lain waktu Insya Allah tak ceritain deh.***

-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @hendrajailani
------------------------------------

Baca Juga


No comments:

Post a Comment