Sendal Jepit atau Sendal Jepang ? tak masalah apapun namanya. sudah pernah nyoba beli sendal jepit sebelah ?. atau pakai sendal jepit sebelah ?. |
Sendal
jepit, kain gantung, bakul berisi cucian dan tepian kali, properti yang pas
banget dengan tokoh Jamilah gadis ayu anak Pak Lurah. He he he.
Tapi
Iwan Fals, dalam salah satu lagu nya menyebut sendal jepit mewakili rakyat
kecil mungil yang senantiasa terjepit. Tak terperhatikan, terpinggirkan, gurem,
kampungan, diremehkan dan tak dianggap sama sekali.
Di
beberapa mall, di pintu depannya di pasang rambu rambu dengan gambar sandal
jepit di silang warna merah, artinya dilarang masuk mall dengan sandal jepit.
Sempat terpikir sebegitu menghinanya pengelola mall tersebut sampai sampai
membedakan strata sosial pengunjungnya dari sendal yang mereka pakai. Padahal
larangan itu bukan untuk menghina lho, tapi untuk keselamatan pengunjung karena
sendal jepit tidak aman untuk dipakai di eskalator.
Sendal
jepit memang jenis alas kaki yang paling banyak dipakai di negeri ini. Sendal
dari bahan busa padat eva sponge itu berkelana ke seantero negeri di bawah
injakan kaki pemakainya. Jenis sendal ini mulai naik kelas ketika para bule
hidung mancung berkulit putih yang suka bejubel di berbagai pantai sampai
kampung wisata ternyata menyukai jenis sendal kampungan ini. Biasalah kalau
sudah berurusan dengan bule selalu saja dianggap keren.
Tapi
sendal jepit tetaplah sendal jepit. Yang dipakai para bule itu cuman secuil
dari jenis sendal jepit yang sudah dimodif sedemikian rupa hingga bentuknya
lebih menarik, warnanya lebih cerah, bergambar lebih indah dan mutunya jauh
lebih baik dari sendal jepit kampungan yang biasa beserak di emperan masjid dan
surau di tepian kampung.
Sekali
namanya sendal jepit, tak kan penah dianggap pantas dipakai masuk ke istana
negara. Bahkan ke gedung DPR sekalipun yang konon disebut rumah rakyat. Sendal
jepit tetap saja dipakai dipinggiran kampung, kakus atau jamban, paling top
dipakai untuk jum’atan dan taraweh, biar kalau ilang gak rugi rugi amat.
Padahal
jenis sendal ini adalah sendal yang diproduksi masal paling banyak saban tahun.
Bisnis sendal jepit itu gak ada matinya loh. Bagi para pedagangnya, sendal
jepit itu tak lebih dari skedar objek dagangan atau obyekan, sammaaa persis
seperti rakyat gurem yang biasa memakainya. Hanya dibutuhkan saat akan ada
transaksi politik, berbau naik pangkat, beraroma proyek besar atau beraroma
kucuran dana, setelah itu habis cerita. Sendal jepit kembali ke nasib nya,
nasib untuk di injak telapak kaki dan direndahkan.
Padahal
lebih dari itu, sendal jepit itu juga menyimpan makna kekuatan ikatan
kesetiaan, kesetaraan, sinergi, kolaborasi dan kerelaan dalam bentuk yang
sederhana.
Siapapun
anda pastinya tak kan pernah menggunakan sendal jepit hanya sebelah saja dan
sebelahnya nyeker atau pakai sepatu mahal. Anda juga akan ditertawakan atau
setidaknya dipandang aneh bila memakai sendal jepit yang lain sebelah, apalagi
kalau sampai memakai sendal kanan untuk kaki kiri dan sebaliknya.
Anda
juga tak kan mau lagi menggunakan sendal jepit putus, meski yang putus hanya
sebelah, padahal yang sebelahnya lagi masih utuh, tapi yang masih utuhpun
ikutan teronggok tak terpakai lagi, ikutan status dengan yang sudah putus sebagai
bekas sendal, seakan dia berkata “I can’t life without you honey” (aq gak bs
hdp tanpa mu, syng)..ah.. sendal jepit pun ternyata bisa so sweet like that
yak.
Atau
mau mencoba pergi ke warung dan bilang “maaf bu, saya mau beli sendal jepit
tapi yang sebelah kiri aja dan sudah ada bekas lekukan telapak kakinya ?”.
Silahkan nikmati ekspresi aneh si ibu penjual sendal.
mungkin
biar sendal jepit bisa benar benar nge-TOP kudu pesan film Laskar Sendal Jepit
ke Riri Reza, atau bikin Partai Gurem beneran bernama Partai Sendal Jepit untuk
orang orang yang senantiasa terjepit dan terhimpit . . . . ho ho ho
Oh
ya, sendal jepit itu juga enak banget buat mewakili kemampuan pas pasan apalagi
minim, dari siapapun dari profesi apapun dan dari lembaga atau instansi manapun
dan dari kalangan manapun.
Apalagi
yang berkempauan minim atawa pas pasan itu adalah yang kebanyakan pamer nya,
sok sempurna, sok perfect, sok english, sok barat, sok sok – an lah pokoknya
mah. Padahal kemampuanya cuman sebatas kemampuan sempurna untuk memakai sendal
jepit kanan untuk kaki kanan dan sendal jepit kiri untuk kaki yang kiri.
Passss
banget untuk dibilangin begini ni . . . . . . . “maaf ya, gak usah sok deh,
kemampuan anda dan saya kan baru sebatas kemampuan manajerial sendal jepit”
Duh
sendal jepit.
----------------
Note
:
Aslinya artikel satu ini ku posting di “Almarhum”
bujanglanang.multiply.com yang sudah ditutup oleh pengelola situsnya, masih
beruntung tulisan yang sama juga ku posting di kompasiana
hingga masih bisa di re-post disini.
-----------------------------------
Follow
akun instagram kami di @masjidinfo
| @masjidinfo.id
| @hendrajailani
------------------------------------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment