●●●●●●●●●●●● |
●
Bila
hingga detik ini kau gagal melupakan
tak
berarti hal itu teramat berarti untukmu
tapi
karena ‘berusaha’ melupakan itu
sama
dengan berusaha untuk senantiasa mengingat’.
●
Maka
sudahlah, berhentilah melupakan dan mengingat
abaikan
saja seperti dulu kita mengabaikan
desiran
angin senjakala yang semilir.
●
Tak
usah buang waktu untuk memungut lagi
air
mata yang pernah jatuh
hanya
untuk mengingat lagi
nestapa
yang dulu membuatnya tumpah ke bumi.
●
Semesta
yang kini ada bukan lagi yang dulu
desiran
angin yang dulu berhembus tak kan pernah kembali lagi
seperti
halnya hamparan selaksa yang dulu kita lihat
sudah
tak ada lagi dedaunannya sudah habis berguguran tak bersisa
●
Masih
ada gengaman yang akan menggenggam tangan mu
Masih
ada hati yang akan menilik setiap hati yang terabaikan
Masih
ada asa yang senantiasa menyemangati
diantara
harapan yang mulai pupus
masih
ada kehangatan diantara kebekuan di ujung hari.
●
Tak
usah pikirkan dimana letak matahari
biarkan
dia dengan dirinya sendiri
Mengira
ngira dimanakah dia
hanya
akan membuat tergesa, ketika
dia mulai beranjak naik
membuat
resah, ketika
sinarnya mulai temaram
membuat
terlena, ketika
dia mulai bersembunyi.
●
Melangkah
sajalah meski harus terseok
Bergeraklah
meski hanya mampu beringsut
Bukan
untuk sesuatu, bukan untuk sesorang
tapi
untuk melanjutkan peran yang belum usai . . . . . .
●
●
Cikarang,
4 September 2014
No comments:
Post a Comment