Penduduk Muslim, Dongxian, China
|
Pemerintah Kabupaten Ototnomi
Dongxiang, Provinsi Gansu, China, akan menghabiskan dana 4 juta yuan (636.000
US. Dolar) untuk membangun sebuah museum guna melestarikan salinan Alquran yang
diperkirakan berusia seribu tahun lebih.
Seperti diberitakan laman Xinhua,
Jumat (17/2/2012), Seorang Pejabat dari Dongxiang mengatakan uang tersebut akan
digunakan untuk membangun sebuah museum 800 meter persegi dengan ruang pameran,
sistem tampilan digital dan sistem pengawasan.
Museum ini akan menggunakan
metode canggih untuk melestarikan dokumen kuno dan memperlambat kerusakannya.
Pembangunan museum ini dijadwalkan untuk mulai pada bulan April dan akan
selesai pada akhir tahun.
Salinan Quran kuno, yang ditulis
dalam bahasa Arab dan terdiri dari 536 halaman, ditemukan di Dongxiang tahun
2009. Para ahli dari China, Inggris dan Jepang menganalisis dokumen tersebut,
mengatakan tidak tertutup kemungkinan dibuat antara abad ke 9 dan 11.
Manuskrip Al-Quran, di masjid Dong Si, Abad 8-13 Lampau
|
"Salinan telah diklasifikasikan
sebagai 'kelas A' benda budaya dibawah perlindungan nasional dan kemungkinan
menjadi salah satu salinan paling awal dari Al Qur'an yang ada," kata Imam
Ma Qingfang, pemimpin agama setempat.
Ma mengatakan ia telah menolak
tawaran luar untuk dokumen itu, ia percaya itu sangat berharga dan menyebutnya
sebagai "kitab jiwa" rakyat Dongxiang.
Menurut Ma, daerahnya memiliki 46
salinan Al-Quran, serta beberapa buku yang menjelaskan dokumen, beberapa
diantaranya sudah berumur ratusan tahun.
"Dokumen ini sangat penting
bagi studi sejarah kelompok etnis Dongxiang, sejarah Islam di Cina dan
peradaban Cina," kata Chen Hailong, wakil kepala daerah Dongxiang.
Chen mengatakan, sebagian uang
digunakan untuk membangun museum akan dibiayai oleh pemerintah daerah,
sedangkan pemerintah Provinsi Gansu dan pemerintah pusat juga akan memberikan
kontribusi.
----------------
Baca
Juga
No comments:
Post a Comment