Showing posts with label bukit siguntang. Show all posts
Showing posts with label bukit siguntang. Show all posts

Sunday, May 14, 2017

Bukit Siguntang, Tapak Kraton Kerajaan Sriwijaya

Di puncak Bukit Siguntang

Setelah bertarung sengit dengan berderet negara jiran yang mengklaim diri mereka sebagai pusat dari Kerajaan Sriwijaya, Bukit Siguntang di kota Palembang pada ahirnya bersaksi sebagai pusat kerajaan maritim terbesar yang sezaman dengan masa Rosulullah tersebut.

Di bukit ini para arkeolog menemukan sisa sisa tratak yang diyakini merupakan tratak "pusat pemerintahan" kerajaan Sriwijaya. Meski terlalu sulit bagi siapapun yang datang kesana untuk sekedar membayangkan seperti apa "pusat kota" dari kerajaan yang ditengarai tak lain adalah "kerajaan Samudera" yang disebut sebut dalam sejarah awal perkembangan Islam.

Arca Buddha bergaya Amarawati yang kini ditempatkan di halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, dekat Benteng Kuto Besak, Palembang, merupakan arca yang ditemukan dimasa penjajahan Belanda sekitar tahun 1920-an, lokasi penemuannya di lereng selatan Bukit Siguntang ini.


Arca berukuran cukup besar ini ditemukan dalam beberapa pecahan. Bagian yang pertama kali ditemukan adalah bagian kepalanya yang langsung dibawa ke Museum Nasional di Batavia. Beberapa bulan kemudian bagian tubuhnya ditemukan, kemudian bagian kepala dan tubuhnya disatukan. Akan tetapi hanya bagian kakinya yang kini masih belum ditemukan.

Arca setinggi 277 cm ini dibuat dari batu granit yang banyak ditemukan di pulau Bangka, maka disimpulkan bahwa arca ini adalah buatan setempat, bukan didatangkan dari India. Diperkirakan arca ini dibuat sekitar abad VII sampai VIII masehi.

Di daerah Bukit Seguntang juga ditemukan fragmen arca Bodhisattwa, reruntuhan stupa dari bahan batu pasir dan bata, fragmen prasasti, arca Bodhisattwa batu, arca Kuwera, dan arca Buddha Wairocana dalam posisi duduk lengkap dengan prabha dan chattra. Selain itu di daerah Bukit Seguntang ditemukan pula fragmen prasasti batu yang ditulis dalam aksara Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno.

Suasana asri di Bukit Siguntang

Prasasti yang terdiri dari 21 baris ini menceritakan tentang hebatnya sebuah peperangan yang mengakibatkan banyaknya darah tertumpah, disamping itu juga menyebutkan kutukan bagi mereka yang berbuat salah.

Bukit Siguntang bukan satu satunya, situs peninggalan kerajaan Sriwijaya di kota Palembang. Sekitar 3 kilometer di sebelah tenggara dekat tepi sungai Musi terdapat situs Karanganyar, yang menunjukkan bekas pemukiman. Dua prasasti dari abad ke-7 ditemukan di dekatnya pada tahun 1920, berangka tahun 682 (Prasasti Kedukan Bukit) dan 684 (Prasasti Talang Tuwo). Pada tahun 1978, 1980, dan 1982 berbagai peninggalan keramik dari masa dinasti T'ang dan Sung awal diangkat dari area di lereng dan sekitar Bukit Seguntang.

Objek Wisata Rohani

Kawasan Objek Wisata “Situs Purbakala Bukit Siguntang” ini sudah sejak lama, jauh sebelum kawasan ini dijadikan situs sejarah oleh pemerintah, sudah menjadi salah satu tujuan ziarah dan dianggap keramat oleh warga kota Palembang dan sekitarnya. Di puncak bukit ini terdapat tujuh makam keramat yang dikaitkan dengan tokoh-tokoh raja, bangsawan dan pahlawan Melayu-Sriwijaya. Terdapat tujuh makam tersebut adalah :

Daftar Makam yang ada di puncak Bukit Siguntang

  • Raja Sigentar Alam
  • Pangeran Raja Batu Api
  • Putri Kembang Dadar
  • Putri Rambut Selako
  • Panglima Tuan Junjungan
  • Panglima Bagus Kuning
  • Panglima Bagus Karang


Menurut kitab Sulalatus Salatin, Bukit Seguntang merupakan tempat datangnya Sang Sapurba, keturunan Iskandar Zulkarnain, yang dikemudian hari menurunkan raja-raja Melayu di Sumatera, Kalimantan Barat, dan Semenanjung Malaya. Dan raja raja Malaka disebutkan sebagai keturunan dari Sang Sapurba ini.

Bukit Seguntang diibaratkan sebagai potongan Gunung Mahameru dalam kepercayaan Hindu-Buddha, dan dianggap suci karena merupakan cikal bakal orang-orang Melayu. namun yang paling menarik adalah disebutkan juga bahwa Raja Sigentar Alam yang bermakam di Bukit Siguntang ini tak lain adalah Iskandar Zulkarnain (Alexander The Great).***

-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------

Baca Juga


Wednesday, July 16, 2014

Iskandar Zulqarnain Dimakamkan di Palembang ?

Iskandar Zulqarnain adalah seorang Raja Agung yang diceritakan di dalam Al-Qur’an (Surah Al-Kahfi) dan dijelaskan dalam Hadist Rosulullah, yang karena kebesaran sejarahnya justru menuai kontroversi dan silang pendapat hingga hari ini. Apakah beliau adalah Alexander The Great raja Makedonia yang begitu terkenal di Eropa atau Cyrus The Great raja Parsi yang Agung, atau malahan bukan dua duanya ?

Beliau hidup di masa Nabi Ibrahim a.s. dan pernah bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s pada saat beliau menunaikan ibadah haji 2000 tahun sebelum masehi. Disebutkan juga bahwa beliau menjalankan kerajaannya didampingi oleh Nabi Khidir a.s dan Malaikat Rofail, yakni malaikat yang diutus Allah untuk senantiasa membantunya.

Zulqarnain artinya “memiliki dua tanduk”, ahli tafsir menjelaskan bahwa kalimat itu bermakna bahwa beliau memiliki wilayah kekuasaan yang membentang dari matahari terbit (Jepang) hingga ke matahari terbenam (Norwegia). Meskipun beberapa ahli sejarah mengatakan dua tanduk yang dimaksud adalah topi perang yang digunakannya yang dihias dengan dua tanduk. Namun pada kenyataanya kekuasaan Zulqarnain memang membentang dari timur hingga ke barat.

Perjalanan Iskandar Zulqarnain pernah berada Pulau Jawa selama 20 tahun untuk tujuan berdakwah dan merencanakan menaklukkan seluruh Nusantara. Setelah itu, beliau memimpin tentaranya memimpin penakluan wilayah China. Iskandar Zulkarnain meneruskan misi penaklukan ke negara Korea sampai ahirnya menyeberang dan menaklukkan Jepang.

Iskandar Zulqarnain pernah membangun tembok gerbang besi untuk mencegah Yakjuj dan Makjuj membuat onar dan huru-hara. Gerbang besi ini konon pernah ditemui oleh seorang pengembara China pada abad ke-7 Masehi dan dipercayai terletak di daerah yang bernama Hissar, lebih kurang 150 km dari Bukhara (Uzbekistan).

Makam Raja Segentar Alam di Bukit Siguntang Kota Palembang, diyakini sebagai nama lain dari Iskandar Zulkarnain.

Yang lebih menarik Iskandar Zulkarnain ialah beliau dikatakan pernah berguru dengan Aristoteles, murid dari Plato, ahli falsafah Yunani yang terkenal. Justeru itu, timbul persoalan apakah Aristoteles merupakan seorang muslim ? apakah mungkin Iskandar Zulqarnain menuntut ilmu kepada non muslim ?.

Sebagian orang meyakini bahwa Iskandar Zulkarnain bermakam di bukit Siguntang, Palembang, dan dikenal dengan nama Pangeran Sigentar Alam. Di bukit itu juga bermakam tokoh tokoh Palembang lainnya termasuk Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Pangeran Bagus Kuning dan Panglima Raja Batu Api. Benarkah demikian ?

wallohuwa’lam bishawaf.