Keris, warisan budaya Nusantara.
|
Konon seorang Sultan yang
berkuasa wilayah sebelah timur sungai Citarum, mengirimkan sebilah keris untuk
putranya yang tinggal di pesisir utara Tatar Pasundan. Sederet pesan panjang
terbaca oleh putranya dari sebilah keris itu. Di kemudian hari sejarah mencatat
bahwa, dia, penerima keris itu menjadi Sultan pertama di kerajaan yang jejak sejarahnya
bahkan ditemukan di dasar sungai Thames yang mengalir di Kota London, ribuan kilometer
jauhnya dari tanah jawa.
Apa gerangan pesan yang “tertulis”
di keris itu ? entahlah, pastinya sang putra mahkota faham betul pesan yang
dikirimkan oleh ayahandanya tercinta, meski tak ada satu aksara-pun terpahat di
keris itu. Karena membaca memang tak selalu tentang aksara. Manakala kata
terlalu sulit dirangkai menjadi kalimat, pesan pun terkirim dengan aksara tanpa
rupa.
Seumpama komputer yang membaca
data di dalam flashdisk, sesederhana itu bagi penerima pesan yang dituju. sekali
tersambung ke piranti komputer seluruh data dalam flash disk akan terbaca. Tidak semua
orang masa dimasa kini familiar dengan dunia digital, demikian halnya tak semua orang di
masa lalu memahami transmisi data melalui sebilah keris.
Meskipun demikian patut di ingat
bahwa tak semua flash disk berisi data. Dan tak semua data mampu di baca oleh
komputer, beberapa diantaranya membutuhkan piranti tambahan baik piranti keras
maupun piranti lunak. Lumrahnya sebuah penyimpan data, makin banyak dipakai,
makin banyak data “yang menghuni” nya.
Dan tentu saja makin banyak orang
yang menggunakan flash disk yang sama, makin banyak pula “rupa” data yang
ditempatkan di dalamnya dan makin banyak pula rekam jejak yang tertinggal. Namun
perumpamaan tinggallah perumpamaan, keris sama sekali tak sama dengan flash
disk, ini hanyalah secuil obrolan tentang “sesuatu” yang tersimpan di dalamnya.
Lebih sederhananya lagi, bersilaturrahim
lah dengan seseorang yang memiliki keris warisan dari leluhurnya, anda tak
perlu menjadi komputer yang mampu membaca flashdisk untuk mengetahui data yang
tersimpan di dalamnya, cukup bertanya kepada pemiliknya tentang keris tersebut,
dan insya Allah anda akan mendengar sederet kisah panjang yang tersimpan di
dalamnya.
Akan tetapi, teramat sulit untuk
mencerna bagaimana orang yang hidup berabad abad yang lalu membuat sebilah
keris sebagai tanda cinta untuk salah seorang keturunannya yang (akan) hidup
sekian abad kemudian lengkap dengan “identitas jelas” orang yang dituju.
Barangkali “era digital” di jaman
old sudah mampu menciptakan program “kirologi” yang luar biasa akurat, sampai
sampai mampu menerka identitas keturunannya yang (akan) hidup sekian abad
kemudian alias hidup di jamam now. Wallahuwa’lam Bishawab.***
-----------------------------------
Follow
akun instagram kami di @masjidinfo
| @masjidinfo.id
| @hendrajailani
------------------------------------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment