Salah satu pintu masuk ke ruang utama masjid Agung Sang Ciptarasa Cirebon Lebih rendah dari tinggi orang dewasa, memaksa siapapun untuk menunduk agar bisa masuk ke dalam masjid ini |
Dan
tak semua pintu kehidupan itu tinggi dan Lapang, maka belajarlah merendahkan
hati dan menghormati. Meski urusan hormat menghormati memang kadang kadang tak
semudah membalik sebelah tangan. Terkadang kita terjebak pada penampilan fisik
untuk sekedar memberikan penghormatan sepantasnya. Padahal tak semua yang
berharga itu berpenampilan menarik. Tak semua yang bernilai itu keluar dari
mulut atau tempat yang terhormat.
Seperti
halnya nasihat yang baik tak selalu keluar dari mulut mahluk terhormat. Terlontar
dari manusia yang dianggap bermartabat karena berbagai predikat fisik yang
disandangnya. Kita akan menjadi manusia angkuh yang memilah milah nilai dan
harga sesuatu hanya disandarkan pada casing.
Bila
hanya hendak mendengar nasihat dari mereka yang berpenampilan menarik, penuh
wibawa berjabatan tinggi dari lingkungan terhormat, maka kita tak kan pernah
mampu mendapatkan manfaat nasihat dari gelandangan kotor kummel of dekil yang
terkadang nasihatnya jauh lebih berharga dari diri kita sendiri.
Bila
kita hanya mau menganggap berharga sesuatu yang keluar dari mulut karena
menganggap kotor semua yang keluar dari pantat maka kita semestinya tak akan
pernah mau makan telur. Karena faktanya tak semua yang keluar dari pantat itu
tai. Karena telor pun keluar dari pantat.
Hidup
memang tak selalu senantiasa harus selalu melihat ke atas, sepertihal nya
berjalan tak selalu harus mendongak dan membusungkan dada. Ada kalanya kita
harus melihat kebawah dan menundukkan kepala untuk menemukan dan memahami
pekerti hidup. Karena pintu kehidupan tak semuanya tinggi dan lapang.***
-----------------------------------
Follow
akun instagram kami di @masjidinfo
| @masjidinfo.id
| @hendrajailani
------------------------------------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment