Mendiang Hasan Al-Bana |
Sejarah
Nasional mencatat bahwa Mesir dan Palestina adalah negara pertama yang mengakui
kemerdekaan Indonesia. Kedua negara ini bahkan mendukung kemerdekaan Indonesia
jauh sebelum di proklamirkan pada 17 Agustus 1945. Tapi tahukah anda bahwa
tokoh penting dibalik pengakuan itu ?. Dia adalah Hasan Al-Bana. Tokoh
yang semestinya anda kenang setiap kali anda membaca Al-Ma’surat.
Hasan Al-Bana, Lahir di Mahmudiya kota kecil sebelah barat-daya
Kairo tanggal 14 Oktober 1906. Sejak kecil di didik oleh ayahnya Shaykh
Ahmad Abdul Rahman al-Banna al-Sa'ati sebagai seorang pendakwah ulung dan
mujahid tulen. Menyampaikan dakwah islam dengan cara yang arif dan santun dari
warung kopi hingga ke emperan masjid. Beliau mendirikan organisasi Ikhwanul
Muslimin yang dikemudian hari berkembang menjadi sebuah organisasi yang paling
berpengaruh dan ditakuti oleh pemerintahan "boneka Mesir" dan
Pemerintah penjajahan Inggris disana.
Ikhwanul Muslimin memainkan peran sentral dalam perang Arab-Israel
tahun 1936-1939 perjuangan yang teramat berat dalam membebaskan bumi Palestina
dari cengkraman Yahudi Israel. Sepulang dari Palestina, anggota Ikhwanul
Muslimin mendapatkan hadiah "luar biasa" dari pemerintah Mesir berupa
Penjara dan hukuman mati atas berbagai tuduhan yang direkayasa oleh antek para
penguasa saat itu yang ketar ketir akan kehilangan kekuasaan dengan semakin
berkibarnya gerakan Ikhwanul Muslimin.
12 Februari 1949 di Kairo, Hasan Al-Bana bersama Iparnya Abdul
Karim Mansur diundang untuk melakukan perundingan oleh pemerintah yang diwakili
oleh Menteri Zaki Ali Basha, namun sang menteri tak pernah kunjung datang, yang
datang kemudian adalah dua orang pria bersenjata lengkap memberondong beliau
dengan peluru saat menunggu taksi untuk meninggalkan tempat perundingan yang
dijanjikan.
Abdul Karim Mansur bersusah payah membawa Hasan Al-Bana ke Rumah
sakit di Kairo namun tak seorang pun para medis yang siap menolong karena takut
ancaman peluru tentara. Hasan Al-Bana tak tertolong. Pemerintah bahkan melarang
pelayat untuk melayat dan mengantar jenazahnya ke pemakaman layaknya seorang
pejuang. Shaykh Ahmad Abdul Rahman al-Banna al-Sa'ati, ayahanda Beliau yang
kemudian membopong sendiri jenazah putranya dengan bangga ke pemakaman tanpa
setetespun air mata duka, dibawah pengawalan ketat Aparat militer bersenjata.
Hasan Al-Bana memang telah lama pergi namun gaung perjuangannya
membahana keseluruh pelosok penjuru dunia. Pemerintah di berbagai negara
bergidik ngeri mendengar nama Organisasi yang didirikannya itu. Perjuangan Hasan Al-Bana untuk muslim Mesir tak sia sia, meski dia bahkan
tak mendapatkan penghormatan yang layak saat pemakamannya namun di suatu hari di
tahun 2012 organisasi yang didirikan-nya memenangkan pemilu paling demokratis
pertama di Mesir dan kini para penerusnya menduduki tampuk Pemerintahan Negara
yang dulu “meng-eksekusi” diri-Nya.***
-----------------------------------
Follow
akun instagram kami di @masjidinfo
| @masjidinfo.id
| @hendrajailani
------------------------------------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment