Bio-Luminescence di pantai Maladewa |
Ahad 9 Juli 2018 saat berkunjung ke pantai wisata
pakis Karawang hingga malam hari, sangat menyenangkan dan begitu menarik menemukan
pemandangan baru gelombang laut yang menuju ke pantai bersinar terang kebiru biruan,
hijau menyala hingga merah muda menyala, diiringi dentuman suara ombak yang
kemudian memecah buih yang bersinar terang itu.
Bukan semata mata hanya dapat dilihat, nyatanya
sinar sinar berkilauan itu juga dapat disentuh dengan tangan dan setiap gerakan
tubuh di dalam air menimbulkan pancaran cahaya yang berkilau digelapnya malam,
memberikan pengalaman bermain main dengan cahaya seakan tokoh dalam film the
Avatar. . . . memang butuh tambahan keberanian untuk nyebur ke laut di tengah
gelapnya malam untuk menikmati sensasi unik itu.
Malam itu atmosfir di Pantai Wisata Pakis Jaya Karawang
memang sedang sangat mendukung, langit bertabur bintang tanpa bulan, beberapa
butir bintang tampak lebih besar dan bersinar lebih terang dibandingkan dengan
lain nya termasuk sebutir bintang merah yang mencorong menyala terang
menggantung diangkasa diantara bintang bintang lainnya.
Sayangnya kamera semi DSLR yang kami bawa tidak
mendukung untuk melakukan pemotretan dengan bukaan lebar untuk mengabadikan momen langka itu. foto ilustrasi di atas merupakan fenomena
yang sama di pantai republic Maladewa (Maldives) sebauh negara kecil di tengah
samudera Hindia.
Fenomena air laut menyala ini dijelaskan mbah
gugel secara gamblang sebagai “Fenomena Laut Bioluminescence”. Kata
bioluminescence terdiri dari dua bahasa, bio yang artinya hidup dalam bahasa
Yunani dan lumen yang artinya cahaya dalam bahasa Latin. Fenomena
bioluminescence merupakan salah satu peristiwa yang terjadi ketika makhluk
hidup mengalami sebuah reaksi kimia tertentu yang mampu menghasilkan emisi
cahaya. Selanjutnya reaksi kimia yang dihasilkan berupa energi cahaya.
Peristiwa ini membuat sebagian laut bersinar
dalam gelapnya laut malam. Seolah-olah terdapat ratusan bohlam menyala dari
dalamnya. Bioluminescence ditemukan di seluruh biosfer, tetapi hanya pada
vertebrata laut, invertebrata dan beberapa jenis tumbuhan. Bioluminescence
ditemukan pada makhluk hidup seperti chepalopoda, copepoda, ostracoda,
amphipoda, euphausida, beberapa jenis ikan, annelida, plankton, dan ubur-ubur.
Di darat bioluminescence ditemukan pada beberapa jenis serangga, kunang-kunang,
ulat (glow-worm), kumbang, dan beberapa jenis diptera.
Senja di Pantai Tanjung Pakis Karawang |
Penjelasan terjadinya fenomena itu cukup rumit
untuk saya fahami, namun demikian nyatanya fenomena itu bahkan sudah
dimanfaatkan di dunia medis untuk membantu proses diagnosa, dan kesimpulan saya
pribadi fenomena ini tidak membahayakan kesehatan untuk dinikmati langsung,
buktinya setelah menceburkan diri ke laut untuk menikmatinya saya masih
berkesempatan menuliskannya untuk anda.
Hanya saja teramat sangat menarik bahwa Gugel
sama sekali tak menyebut Pantai Pakis Karawang sebagai salah satu tempat yang
ditinggali organisme penghasil cahaya laut itu, namun yang disebut adalah Pantai
Gili Trawangan (NTB) dan tempat tempat di luar negeri termasuk Teluk Mosquito
(Pulau Vieques, Kepulauan Karibia), Teluk Halong (Vietnam), Pulau Vaadhoo (Raa
Atoll, Maladewa), Teluk Toyama (pesisir utara Pulau Honshu, Jepang), Marlin
Marina (Cairns, timur laut Queensland, Australia), dan Teluk Mission (kawasan
San Diego, California).
Penasaran atau malah menganggap saya membual,
ya silahkan datang sendiri ke pantai Wisata Pakis Jaya Karawang di malam hari
pada saat bulan gelap dan bintang bertaburan. dan lebih indah pada saat pantai
sudah sunyi senyap dari pengunjung dan pedagang yang sudah menutup warung dan
sebagian lampu penerangan telah dipadamkan***.
-----------------------------------
Follow
akun instagram kami di @masjidinfo
| @masjidinfo.id
| @hendrajailani
------------------------------------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment