Lokasi Pulau Merampit. |
Pernah dengar nama Negara
Republik Palau? Itu Negara tetangga kita loh, Republik Palau adalah negara
kepulauan di Samudra Pasifik, 200 km sebelah utara wilayah provinsi Papua
Barat, 255 km sebelah timur wilayah provinsi Maluku Utara, 500 km sebelah timur
wilayah provinsi Sulawesi Utara. Palau baru memperoleh kemerdekaannya di tahun
1994, sebelumnya Negara ini berstatus sebagai Wilayah Perwalian Kepulauan
Pasifik dibawah pemerintahan Amerika Serikat.
Pulau Merampit adalah salah satu
pulau terluar Indonesia di kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara
yang berbatasan maritime langsung dengan Republik Palau. Selain Pulau Merampit,
ada empat pulau lainnya di kabupaten Kepulauan Talaud yang berbatasan maritime
langsung dengan Republik Palau, yakni Pulau
Miangas, pulau Intata, Pulau Kakarotan dan Pulau Kabaruang. Di pulau
Merampit terdapat tanda perbatasan negara (TD 057 A dan TR 057) dan posisinya berhadapan
dengan Alur Laut kepulauan Indonesia ALKI III (A1).
Pulau Marampit mempunyai luas
14,99 km2. Terdapat beberapa desa di Pulau Marampit dengan warganya
bermata pencarian sebagai nelayan dan petani. Pulau Merampit masuk ke dalam
wilayah Kecamatan Nanusa yang berpusat di pulau Karatung yang berjarak 86 mil
dari pulau Merampit, sementara jaraknya ke Ibu Kota Kabupaten 23 mil, sedangkan
ke Ibu Kota Provinsi di Manado sejauh 259 mil, dan ke Filipina hanya 78 mil.
Di pulau Marampit ada 5 desa
dengan total jumlah penduduk sebesar 1.436 jiwa, antara lain Marampit ( 94 KK
), Marampit Timur ( 87 KK ), Laluhe ( 72 KK),
Dampuli Selatan ( 82 KK ) dan Dampulis ( 91 KK ). Di Pulau ini juga
ditempatkan anggota TNI dari gugus tugas pengamanan pulau terluar.
Pulau Merampit Salah satu pulau Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Republik Palau di Samudera Pasifik. |
Konon nama pulau Marampit berasal
dari kata Marampin yang berarti Perlindungan. Di Merampit memang terdapat
sebuah benteng perlindungan yang konon, benteng ini menjadi tempat perlindungan
dari serangan orang-orang Sulu (Filipina) di masa lalu. Kesadaran masyarakat
cukup tinggi dalam menjaga dan melestarikan situs sejarah tersebut.
Namun disayangkan, karena sejarah
desa masih masih bersumber secara lisan, diperlukan penggalian sumber sejarah
yang lebih komprehensif untuk mengetahui sejarah sebenarnya dari salah satu
pulau terluar Indonesia ini. Pulau Merampit adalah pulau tropis dengan panorama
yang memukau dan masih alami. Bila dikelola denganbaik bukan tak mungkin, pulau
Indonesia di Samudera Pasifik ini akan menjadi tujuan wisata pavorit di masa
datang.
Dermaga di Pulau Merampit. |
Akses ke Pulau
Merampit
Akses menuju ke Pulau Marampit
dapat ditempuh dengan menggunakan kapal laut yang bertolak dari Pulau Karatung.
Saat ini sudah tersedia layanan angkutan kapal penumpang KM Sangiang yang
dilayani oleh PT. Pelni. Rute yang ditempuh adalah Bitung – sarana – Ulusiau –
Tahuna – Lirung – Karatung – Miangas – Tobelo – Buli – Gebe – Babang.
Selain itu, akses menuju Pulau
Marampit dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan udara dari Bandara
Internasional Sam Ratulangi di Manado menuju Bandar Udara Melonguane (ibukaota kabupaten
Kepulauan Talaud) selama ±1 jam dan dilanjutkan dengan menggunakan speed boat
atau long boat dari Melonguane menuju Pulau Marampit selama ±4jam.
Pulau Merampit diantara pulau pulau lain di gugus kepulauan Nanusa. |
Perjanjian Batas
Maritim Indonesia dan Republik Palau
Indonesia dan Republik Palau
belum menyepakati batas maritime antara kedua Negara. Perundingan tentang batas
laut sudah dibicarakan sejak tahun 2010 hingga empat putaran, putaran ke-4
diselenggarakan di Malekeok, Palau, 5-7 September 2012.
Dalam rangka
melanjutkan Pertemuan Teknis putaran ke-5, kedua negara pada tahun 2015 telah
melakukan First Preparatory Meeting to the Fifth Technical Meeting on MBD di
Manila, Filipina, 30-31 Juli 2015. Preparatory Meeting ini diselenggarakan
karena terbentuknya pemerintahan baru Palau. Namun kedua Negara belum menemukan
kesepakatan.
-----------------------------------
------------------------------------
Referensi
Baca Juga
No comments:
Post a Comment