Sunday, August 4, 2019

Pulau Sekatung; Permata Indonesia di Laut China Selatan

Permata di Laut China Selatan. Pulau Sekatang laksana permata Indonesia di Laut China Selatan. Pulau kecil ini menjadi penentu batas laut Indonesia dengan negara negara tetangga (Malaysia dan Vietnam)

Dunia dan Indonesia sempat dikejutkan oleh klaim sepihak pemerintah China yang yang mengkalim Laut China Selatan sebagai wilayahnya. Peta yang dikeluarkan oleh pemerintah China tersebut terdapat tanda 9 titik merah, tidak saja mengklaim perairan Laut China Selatan, namun juga turut mengklaim bagian timur laut wilayah laut Indonesia di laut Laut Natuna Utara yang sudah disepakati bersama dengan Vietnam dan Malaysia.

Tak pelak hal tersebut mengundang protes keras dari Pemerintah Indonesia dan Negara Negara yang wilayah teritorialnya terusik. Menaggapi protes keras pemerintah Indonesia, pemerintah China melalui juru bicara kementerian luar negerinya ahirnya angkat bicara pada 20 November 2015 yang lalu yang pada intinya mengakui kedaulatan Indonesia dilaut Natuna Utara. Hal tersebut juga diperkuat dengan keputusan pengadilan arbitrase Internasional di Den Haag pada tanggal 12 Juli 2016 yang intinya menolak klaim China atas Laut China Selatan, atas gugatan dari pemerintah Filipina.


Namun demikian, pemerintah China juga sempat menyatakan keberatannya atas penggunaan nama Laut Natuna Utara seolah mengganti nama Laut China Selatan, namun klaim tersebut dibantah Indonesia dengan menyatakan bahwa nama Laut Natuna Utara hanya digunakan untuk menyebut wilayah laut kedaulatan Indonesia di sebelah utara kepulauan Natuna.

Arti Penting Pulau Sekatung

Pulau Sekatung adalah pulau karang yang letaknya paling utara di gugus kepulauan Natuna, di kebupaten Natuna provinsi Kepulauan Riau. Pulau kecil tak berpenghuni seluas 0,3Km2 ini memiliki arti teramat strategis bagi wilayah kedaulatan Indonesia. Pulau Sekatung menjadi titik dasar pengukuran luas laut Indonesia, baik laut territorial, batas landas kontinen hingga penentuan zona ekonomi Esklusif (ZEE).

Wujud pulau Sekatung dari Udara, enhanced google map image.

Pulau Sekatung merupakan satu dari tujuh pulau terluar Indonesia yang ada di kabupaten Natuna. Enam pulau lainnya adalah Pulau Subi Kecil, Sebetul, Semuin, Tokong Boro, Senoa dan Pulau Kepala. Pulau pulau tersebut yang menjadi titik dasar pengukuran wilayah laut Indonesia dengan Negara Vietnam dan Malaysia.

Titik perbatasan perairan laut Indonesia paling utara dengan Vietnam dan Malaysia di laut China Selatan ditentukan dari titik dasar (TD) nomor 30B dan titik referensi (TR) nomor 30 A yang ada di pulau Sekatung ini. Mengingat hal hal tersebut, meski tak berpenghuni, pulau Setakung dijaga secara permanen oleh anggota TNI dari Satuan Tugas Penjaga pulau terluar, dan juga petugas penjaga mercusuar.

Aerial view pulau Sekatung dari arah tenggara.

Lokasi pulau Sekatung berdekatan dengan pulau laut yang ukurannya lebih besar dan berada sekitar 600 meter disebelah selatan Pulau Sekatung dipisahkan selat Setakung. Bila ditarik garis lurus dari ujung paling selatan pulau sekatung ke pulau Natuna jaraknya sekitar 66 Km. Pulau Sekatung dan gugus kepulauan Natuna letaknya berada di tengah tengah antara Semenanjung Malaya dan pulau Kalimantan sedangkan di sebelah utaranya berhadapan langsung dengan wilayah laut Vietnam.

Sejarah Pulau Sekatung

Dulunya bernama pulau setakung atau setakong, namun ditahun 1994 namanya diganti menjadi pulau Sekatung. Pada tahun 1988 pulau Setakung sempat menjadi tempat singgah pengungsi dari Vietnam dan Myanmar menuju pengungsian di Pulau Galang (kini masuk wilayah Kota Batam). Dan sejak tahun 2004, pulau Sekatung ditempati lima kepala keluarga dan 40 personel TNI gabungan, 30 marinir dan 10 personel angkatan darat. 

Ujung tenggara pulau Sekatung, kini telah dibangun dermaga permanen, perumahan, Mushola, Pembangkit listrik tenaga surya, Monumen Datuk Kaya Muhammad Dun.

Mengingat sulitnya kehidupan di pulau Sekatung ini, yang sangat terpencil dan jauh dari pusat pemerintahan, segala kebutuhan warga yang tinggal di pulau Sekatung ditanggung pemerintah. Saat ini di pulau Sekatung sudah dibangun unit perumahan untuk keluarga yang tinggal disana dan personil TNI penjaga pulau tersebut, sarana ibadah berupa sebuah mushola, sarana komunikasi berupa radio satelit dan SSB, serta pembangkit listrik tenaga surya.

Di Pulau Sekatung juga sudah dibangun monumen tokoh masyarakat Natuna, Datuk Kaya Muhammad Dun. Monumen itu menandakan bahwa Pulau Sekatung adalah bagian dari wilayah NKRI. Datuk Kaya Muhammad Dun adalah penguasa Natuna di masa lalu, seorang pahlawan dari utara. Beliau memimpin rakyat Natuna mempertahankan pulau dari penjajahan Belanda, Penjajahan Jepang hingga saat Belanda Kembali akan menjajah Indonesia. Menurut kisah, Pulau Laut merupakan hadiah beliau untuk istrinya tercinta. Agak mirip ya dengan kisah Pulau Penyengat di kota Tanjung Pinang.

Kiri atas ; Pulau Sekatung dari arah laut di sisi selatan. Kiri Bawah : Sumpah Menhan untuk mempertahankan pulau Sekatung. Kanan ; Monumen Datuk Kaya Muhammad Dun.

Monumen Datuk Kaya Muhammad Dun terbuat dari perunggu dan kuningan anti karat dengan luas tertatak bangunan 20×20 meter, dipasang tepat dibibir pantai menghadap kenegara tetangga Vietnam. Berat Patung 2 ton tinggi 14 meter. Pembangunan Monumen ini adalah merupakan kerja sama antara Mabes TNI dengan Pemkab Natuna sebagai tanda batas wilayah NKRI. Monumen Pulau Sekatung adalah monumen yang ketiga dibuat sebagai upaya untuk mengamankan wilayah bangsa ini, dimana yang pertama di Pulau Rote NTT kemudian yang kedua di Pulau Minggas Sulawesi Utara.

Patung tersebut di resmikan oleh Panglima TNI pada 19 Juni 2010 dan diremikan kembali pada tanggal 10 Juli 2010 oleh Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Leonardus JP Siegers dan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Marsetio yang di hadiri oleh Danlanud Ranai Letkol Pnb Danang Setyabudi, Dandim 0318/Natuna Letkol I Wayan aditya beserta Muspida Kabupaten Natuna di pulau Sekatung Kecamatan Pulau Laut.

-----------------------------------
Follow akun instagram kami di @masjidinfo |  @masjidinfo.id  | @hendrajailani
------------------------------------

Baca Juga

No comments:

Post a Comment