Dunia dan Indonesia sempat
dikejutkan oleh klaim sepihak pemerintah China yang yang mengkalim Laut China
Selatan sebagai wilayahnya. Peta yang dikeluarkan oleh pemerintah China
tersebut terdapat tanda 9 titik merah, tidak saja mengklaim perairan Laut China
Selatan, namun juga turut mengklaim bagian timur laut wilayah laut Indonesia di
laut Laut Natuna Utara yang sudah disepakati bersama dengan Vietnam dan Malaysia.
Tak pelak hal tersebut mengundang
protes keras dari Pemerintah Indonesia dan Negara Negara yang wilayah
teritorialnya terusik. Menaggapi protes keras pemerintah Indonesia, pemerintah
China melalui juru bicara kementerian luar negerinya ahirnya angkat bicara pada
20 November 2015 yang lalu yang pada intinya mengakui kedaulatan Indonesia
dilaut Natuna Utara. Hal tersebut juga diperkuat dengan keputusan pengadilan
arbitrase Internasional di Den Haag pada tanggal 12 Juli 2016 yang intinya menolak
klaim China atas Laut China Selatan, atas gugatan dari pemerintah Filipina.
Namun demikian, pemerintah China juga
sempat menyatakan keberatannya atas penggunaan nama Laut Natuna Utara seolah
mengganti nama Laut China Selatan, namun klaim tersebut dibantah Indonesia
dengan menyatakan bahwa nama Laut Natuna Utara hanya digunakan untuk menyebut
wilayah laut kedaulatan Indonesia di sebelah utara kepulauan Natuna.
Arti Penting Pulau Sekatung
Pulau Sekatung adalah pulau
karang yang letaknya paling utara di gugus kepulauan Natuna, di kebupaten
Natuna provinsi Kepulauan Riau. Pulau kecil tak berpenghuni seluas 0,3Km2
ini memiliki arti teramat strategis bagi wilayah kedaulatan Indonesia. Pulau
Sekatung menjadi titik dasar pengukuran luas laut Indonesia, baik laut
territorial, batas landas kontinen hingga penentuan zona ekonomi Esklusif
(ZEE).
Wujud pulau Sekatung dari Udara, enhanced google map image. |
Pulau Sekatung merupakan satu
dari tujuh pulau terluar Indonesia yang ada di kabupaten Natuna. Enam pulau
lainnya adalah Pulau Subi Kecil, Sebetul, Semuin, Tokong Boro, Senoa dan Pulau
Kepala. Pulau pulau tersebut yang menjadi titik dasar pengukuran wilayah laut
Indonesia dengan Negara Vietnam dan Malaysia.
Titik perbatasan perairan laut
Indonesia paling utara dengan Vietnam dan Malaysia di laut China Selatan
ditentukan dari titik dasar (TD) nomor 30B dan titik referensi (TR) nomor 30 A
yang ada di pulau Sekatung ini. Mengingat hal hal tersebut, meski tak
berpenghuni, pulau Setakung dijaga secara permanen oleh anggota TNI dari Satuan
Tugas Penjaga pulau terluar, dan juga petugas penjaga mercusuar.
Aerial view pulau Sekatung dari arah tenggara. |
Lokasi pulau Sekatung berdekatan
dengan pulau laut yang ukurannya lebih besar dan berada sekitar 600 meter
disebelah selatan Pulau Sekatung dipisahkan selat Setakung. Bila ditarik garis
lurus dari ujung paling selatan pulau sekatung ke pulau Natuna jaraknya sekitar
66 Km. Pulau Sekatung dan gugus kepulauan Natuna letaknya berada di tengah
tengah antara Semenanjung Malaya dan pulau Kalimantan sedangkan di sebelah
utaranya berhadapan langsung dengan wilayah laut Vietnam.
Sejarah Pulau Sekatung
Dulunya bernama pulau setakung
atau setakong, namun ditahun 1994 namanya diganti menjadi pulau Sekatung. Pada
tahun 1988 pulau Setakung sempat menjadi tempat singgah pengungsi dari Vietnam
dan Myanmar menuju pengungsian di Pulau Galang (kini masuk wilayah Kota Batam).
Dan sejak tahun 2004, pulau Sekatung ditempati lima kepala keluarga dan 40
personel TNI gabungan, 30 marinir dan 10 personel angkatan darat.
Ujung tenggara pulau Sekatung, kini telah dibangun dermaga permanen, perumahan, Mushola, Pembangkit listrik tenaga surya, Monumen Datuk Kaya Muhammad Dun. |
Mengingat sulitnya kehidupan di
pulau Sekatung ini, yang sangat terpencil dan jauh dari pusat pemerintahan,
segala kebutuhan warga yang tinggal di pulau Sekatung ditanggung pemerintah. Saat
ini di pulau Sekatung sudah dibangun unit perumahan untuk keluarga yang tinggal
disana dan personil TNI penjaga pulau tersebut, sarana ibadah berupa sebuah
mushola, sarana komunikasi berupa radio satelit dan SSB, serta pembangkit
listrik tenaga surya.
Di Pulau Sekatung juga sudah dibangun
monumen tokoh masyarakat Natuna, Datuk Kaya Muhammad Dun. Monumen itu
menandakan bahwa Pulau Sekatung adalah bagian dari wilayah NKRI. Datuk Kaya
Muhammad Dun adalah penguasa Natuna di masa lalu, seorang pahlawan dari utara.
Beliau memimpin rakyat Natuna mempertahankan pulau dari penjajahan Belanda,
Penjajahan Jepang hingga saat Belanda Kembali akan menjajah Indonesia. Menurut
kisah, Pulau Laut merupakan hadiah beliau untuk istrinya tercinta. Agak mirip
ya dengan kisah Pulau
Penyengat di kota Tanjung Pinang.
Kiri atas ; Pulau Sekatung dari arah laut di sisi selatan. Kiri Bawah : Sumpah Menhan untuk mempertahankan pulau Sekatung. Kanan ; Monumen Datuk Kaya Muhammad Dun. |
Monumen Datuk Kaya Muhammad Dun
terbuat dari perunggu dan kuningan anti karat dengan luas tertatak bangunan
20×20 meter, dipasang tepat dibibir pantai menghadap kenegara tetangga Vietnam.
Berat Patung 2 ton tinggi 14 meter. Pembangunan Monumen ini adalah merupakan
kerja sama antara Mabes TNI dengan Pemkab Natuna sebagai tanda batas wilayah
NKRI. Monumen Pulau Sekatung adalah monumen yang ketiga dibuat sebagai upaya
untuk mengamankan wilayah bangsa ini, dimana yang pertama di Pulau Rote NTT
kemudian yang kedua di Pulau Minggas Sulawesi Utara.
Patung tersebut di resmikan oleh
Panglima TNI pada 19 Juni 2010 dan diremikan kembali pada tanggal 10 Juli 2010
oleh Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Leonardus JP Siegers dan Panglima
Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Marsetio yang
di hadiri oleh Danlanud Ranai Letkol Pnb Danang Setyabudi, Dandim 0318/Natuna
Letkol I Wayan aditya beserta Muspida Kabupaten Natuna di pulau Sekatung
Kecamatan Pulau Laut.
-----------------------------------
------------------------------------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment