Dalam sebuah kisah perjalanan
Shech Abdul Qodir Jailani memasuki kota Bagdad beliau di hadang oleh utusan
para wali di batas kota, mencegah beliau memasuki kota Bagdad dengan alasan
bahwa kota Bagdad telah penuh oleh para wali.
Seumpama kota Bagdad adalah
sebuah gelas dan air adalah para wali, maka gelas telah penuh oleh air dan
tidak dapat lagi di tambah. begitulah gambaran penuhnya kota Bagdad oleh para
wali dan tidak ada tempat lagi untuk Shech Abdul Qodir Jailani.
Shech Abdul Qodir Jailani tidak
mendebat para utusan tersebut, beliau kemudian memasukkan setangkai mawar merah
ke dalam gelas yang dijadikan perumpaan oleh utusan para wali tersebut, dan
berkata, bila memang gelasnya (kota bagdad) telah penuh oleh air (para wali),
maka aku adalah mawarnya, seketika itu juga para utusan itu memberi salam
takzim kepada beliau dan mempersilahkan beliau memasuki kota Bagdad.
Beberapa literatur menyebutkan
bahwa Shech Abdul Qodir Jailani memetik mawar itu dengan hanya mengacungkan
tangannya ke langit, karena mawar adalah tanaman langit dan saat itu juga
tangannya sudah menggenggam setangkai mawar. wallohua'lam.
"Dan apabila langit telah
terbelah dan menjadi mawar merah yang berkilauan" (QS. Ar-Rahman : 37).
------------------------------------------
Baca
Juga
No comments:
Post a Comment