Assalamualaikum
wr wb.
Ada
yang tahu pasti kepada siapa kita tujukan salam kita ke kanan dan ke kiri di
penghujung setiap sholat kita ?, Tidak tahu ya !. tidak apa apa bila memang
tidak tahu, karena saya hanya ingin mengingatkan bahwa “betapa kita pun memberi
salam kepada yang kita tidak tahu” semestinya kita akan menebarkan salam kepada
yang kita sudah tahu bahwa dia adalah tetangga kita, orang tua kita, guru kita,
atasan kita, kolega kita, bawahan kita dan lain sebagainya.
Mengucapkan
salam di penghujung setiap sholat kita itu merupakan rukun terahir sholat alias
salah satu syarat mutlak syahnya sholat, begitu pentingnya salam sampai sampai
sholatpun tidak syah tanpanya. Alangkah indahnya dunia ini bila sesama kita
senantiasa saling mengucapkan salam. Dan salam itu merupakan doa, dengan
menebar salam kita telah saling mendo’akan.
Salam
ke kiri dan ke kanan itu kita lakukan setidaknya 5X sehari semalam, artinya 5X
sehari semalam kita di ingatkan untuk senantiasa lihat kiri dan kanan, lihat
sekitar kita. Bukankah baginda rosul pernah bersabda “bukan dari golonganku
mereka yang tidur lelap di malam hari dengan perut penuh makanan sementara
tetangganya kelaparan”, itu hanya bisa terjadi bila kita lupa untuk lihat ke
kiri dan ke kanan, lupa untuk melihat sekitar kita.
Lebih
jauh lagi, juga mengingatkan kita akan kepekaan sosial, mencegah tumbuh
kembangnya sikap individualistis, hanya mementingkan kepentingan pribadi atau
golongannya sendiri dan melupakan kewajiban untuk senantiasa melihat ke kiri
dan ke kanan. Lupa untuk menimbang diri, jangan jangan orang lain terzolimi
akibat ketidakpedulian kita, akibat ketidakpekaan kita.
Lima
kali sehari kita di ingatkan bahwa kita adalah bagian dari mahluk sosial,
mahluk yang tidak bisa hidup sendiri, bahwa kita adalah bagian dari sebuah
komunitas masyarakat. Ketika kita menyadari bahwa kita adalah bagian dari
masyarakat kita di hadapkan satu sunnatullah bahwa manusia itu beragam, tidak
sama satu sama lainnya.
“Sesungguhnya
telah Kuciptakan kalian sebagai lelaki dan perempuan dan Ku-jadikan kalian
berbangsa- bangsa dan bersuku-suku bangsa agar saling mengenal (inna
khalaqnakum min dzakarin wa untsa wa ja‘alnakum syu‘uban wa qabaila li
ta’arafu). Mahluk sosial tidak akan mengingkari adanya perbedaan, mengingkari
perbedaan yang ada sama saja dengan menentang sunnatullah
“Berpeganglah
pada tali Allah secara keseluruhan dan jangan terpecah belah (wa'tashimu
bihablillah jami'an wa la tafarraqu).”
Lima
kali sehari juga kita di ingatkan akan kesetaraan satu dengan yang lainnya. Saat
kita salam ke kanan dan ke kiri kita dipaksa untuk melihat siapa yang ada
disekitar kita. Dan semestinya kita sadar bahwa kita semua setara. Jangan lupa
bahwa, siapapun anda, berapapun jumlah bintang di pundak anda tak ada bedanya
dengan rakyat jelata, sama saja harga kening dan muka anda yang begitu
terhormat itu dengan kening dan muka rakyat jelata, sama sama lebih rendah dari
pantat saat bersujud padanya.
Lalu
hal mana lagi yang ingin disombongkan ?. Salam ke kanan dan ke kiri di ahir
setiap sholat kita mengingatkan kita untuk membuang jauh jauh sifat sombong,
angkuh, gila kuasa, gila hormat, iri denki dan berbagai penyakit hati lainnya.
Itupun bila mata kepala dan mata hati dipakai sebagaimana mestinya. Karena
seperti selalu saja Allah mengingatkan dengan kalimat “bagi mereka yang mau
berfikir”.
wassalamualaikum
-----------------------------------
Follow
akun instagram kami di @masjidinfo
| @masjidinfo.id
| @hendrajailani
------------------------------------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment