Amerika itu jaraknya ribuan kilometer dari gedung sekolah di kampung kami ini, tapi rasanya waktu itu si Muhammad Ali jagoan tinju itu adalah orang Mari, hanya karena namanya MUHAMMAD ALI. |
Dulu waktu masih sekolah di SD
dikampung halaman, beberapa kali kegiatan belajar mengajar dihentikan. Kepala
sekolah membawa semua murid berjalan kaki dengan tertib menuju ke halaman
kantor kecamatan. Untuk Upacara ? ternyata bukan. Tapi untuk nonton siaran
langsung pertandingan tinju Muhammad Ali dari pesawat televisi satu satunya di
ada di seluruh wilayah Marga Gelumbang yang kala itu masih dipimpin oleh
seorang Pasirah.
Saya sendiri masih terlalu kecil
waktu itu untuk mengingat siapa yang menjadi lawan tanding sang legenda kala
itu, yang pasti saat itu bahkan sama sekali tak terpikir bahwa Muhammad Ali itu
adalah orang Amerika. Namanya saja Muhammad Ali, dia pastinya orang Indonesia
suku melayu yang jago tinju dan juara dunia, begitu pikiran bocah ku kala itu.
Tak sampai disitu lho Bro dan
Sis. Ketika menjelang lulus SD, murid murid sekolah disuruh oleh pak dan bu
Guru untuk belajar ber-tanda tangan, karena nanti setelah lulus akan dapat
ijazah dan ijazahnya harus ditandatangani oleh masing masing murid yang lulus.
Akupun ikutan sibuk belajar bikin tanda tangan.
Sekian belas tahun kemudian aku
baru menyadari sesuatu. Tanda tanganku yang lebih mirip coret coretan tak jelas
itu, ketika dicermati dengan baik ternyata dapat dibaca dengan jelas membentuk
sebuah nama dan nama itu bukanlah namaku, tapi nama MUHAMMAD ALI.
Ah, Sang legenda itu hari ini
telah pergi, akan tetapi sepertinya aku akan mengingatnya dan mengingat dua
nama yang ada di dua patah kata itu setiap kali bertanda tangan resmi.
Selamat jalan Muhammad Ali.
-----------------------------------
Follow
akun instagram kami di @masjidinfo
| @masjidinfo.id
| @hendrajailani
------------------------------------
Baca Juga
No comments:
Post a Comment