Pemakaman Baqi' - Madinah. |
Selesai makan malam, tour leader dan mutowif kami
menyampaikan agenda untuk besok, yakni mengunjungi masjid masjid bersejarah
disekitar Masjid Nabawi yaitu Masjid Abu Bakar, Masjid Al-Ghamamah dan terahir
ziarah ke Pemakaman Baqi’.
Aku tersenyum sendiri mendengar daftar destinasi
yang sebelumnya tidak ada di dalam Itinerary
list itu dan
karenanya aku sudah berkunjung ke tiga tempat itu sendirian. Bahkan sore tadi
aku baru kembali dari Baqi’. Tapi baiklah siapa tahu besok aku bisa masuk lebih
dalam ke komplek pemakaman Baqi’ dan mendapat informasi lebih.
Malam itu, mutowif kami menjelaskan beberapa aturan
saat ziarah ke pemakaman Baqi’. Diantaranya yang benar benar beliau “garis
bawahi” adalah untuk tidak tahlilan, yasinan, tawasulan dan sejenisnya di
pemakaman Baqi’.
Pagar pemakaman Baqi' |
Bukan tanpa alasan beliau menyampaikan itu. Karena
ternyata beliau sendiri pernah ditimpa masalah manakala membawa rombongan
Jemaah ziarah ke Baqi’ dan atas permintaan jemaahnya dilakukan tahlilan disana.
Tak berlangsung lama kemudian rombongan beliau dibubarkan askar dan disuruh
keluar dari komplek pemakaman, sedangkan beliau sendiri dibawa ke kantor dan
diberi teguran keras.
Kejadian yang sama terulang ketika rombongan Jemaah
yang dibawanya kesana memaksa untuk yasinan dan bertawasul disana, dan lagi
lagi rombongannya disuruh keluar dari Baqi’ dan beliau dibawa askar ke kantor,
“diceramahi dan diberikan teguran keras untuk tidak mengulangi hal itu”.
Saat itu aku baru benar benar faham dengan apa yang
dilakukan dua rombongan Jemaah yang ku jumpai di Baqi sore tadi, mereka
melakukan tahlilan dengan sura pelan dalam rombongan sambil tetap berjalan
beriringan. Dan rombongan lainnya yasinan dengan suara pelan dalam rombongan
yang juga sambil berjalan pelan pelan, sementara sebagian jemaah berjalan
sambil fokus ke kitab yasin di tangan-nya.
Pemakaman Baqi' - Madinah. |
Oh iya mutowif kami saat itu, adalah seorang santri
asal Madura yang sekolah di Arab Saudi dan kini tinggal di kota Jeddah sejak
lebih dari 10 tahun lalu. Beliau cukup faham seluk beluk kota Mekah, Madinah
dan Jeddah serta tentu saja mahir berbahasa Arab.
Ziarah dari
luar pagar
Hotel tempat kami menginap di ruas jalan As-salam
memang tak terlalu jauh dari Masjid Nabawi dan dapat dicapai dengan berjalan
kaki. sesuai rencana pagi itu kunjungan dimulai dari melihat dari dekat Masjid
Abu Bakar, dilanjutkan ke Masjid Al-Ghamamah dan disana dijelaskan sejarah
kedua masjid tersebut.
Dua masjid ini memang sudah dikunci tidak lagi
digunakan untuk sholat berjamaah karena lokasinya yang kini sudah begitu dekat
dengan Masjid Nabawi sehingga aktivitas sholat berjamaah dipusatkan ke Masjid
Nabawi.
Pemakaman Baqi' - Madinah. |
Dari pelataran masjid Al-Ghamamah kami harus
menyeberangi pelataran selatan Masjid Nabawi menuju ke pintu gerbang Baqi, dari
sana gerbang pemakaman Baqi’ langsung terlihat, tapi rombongan Jemaah yang
dipimpin mutowif dan tour leader malah berbelok kea rah utara menyusuri ruas
jalan King Abdul Aziz di sisi utara Pemakaman. Ternyata kami di ajak untuk
melihat pemakaman Baqi lebih dekat tapi dari luar pagar.
Wanita
Dilarang Masuk
Hal tersebut memang jalan tengah terbaik, karena
wanita dilarang masuk ke areal pemakaman, sangat tidak logis toh untuk membagi
dua rombongan kami, sehingga berziarah dari luar pagar adalah jalan tengah
terbaik saat itu.
Hari itu saya mendapatkan jawaban mengapa saya tak
menemukan satupun perempuan di area pemakaman ini sehari sebelumnya saat saya
ziarah sendirian disana, ternyata karena memang ada aturan yang melarang
perempuan masuk ke area pemakaman.
King Abdul Aziz road, Pemakaman Baqi' disebelah kanan foto. |
Ruas jalan King Abdul Aziz yang membentang di sisi
utara pemakaman Baqi’ memiliki jalur pedestrian yang cukup lebar lengkap dengan
pohon yang mulai tumbuh dan bangku bangku panjang untuk istirahat. Maka jadilah
hari itu rombongan kami menziarahi pemakaman Baqi’ di jalur pedestrian di luar
pagar sambil melihat ke dalam.
Bahkan Kubur
pun tak bernama
Tak mengapa setidaknya hari itu saya menyadari
betapa “luar biasa’ nya mereka yang dimakamkan di Baqi’, mereka adalah tokoh
tokoh awal Islam yang tak kan pernah tergantikan, dan tak kan pernah ada yang
mampu menggantikan mereka ataupun yang setara dengan mereka dalam kontribusinya
bagi perjuangan Rosulullah tercinta menegakkan syariat.
Di Baqi’ kita “di-tampar” dengan nasihat kematian.
Disana kita melihat siapapun orangnya, apapun pangkat, kedudukan dan jabatannya
semasa hidup, apakah dia terlampau miskin atau telampau kaya semua-nya sama
saja manakala ajal menjemput. Tak peduli berapa panjang dan mulia gelarnya
semasa hidup tapi ketika mati, bahkan kubur pun tak bernama.***
Posting sebelumnya; Senja di Pemakaman Baqi - Madinah
-----------------------------------
------------------------------------
Baca Juga