Bila di
Malaysia dan di tanah melayu lainnya, kata PUAN bermakna Nyonya akan tetapi di
Palembang dan sekitarnya kata PUAN justru bermakna SUSU. Entahlah bagaimana ceritanya
sehingga begitu jadinya. Anda tahu kan, bahwa Malaka itu didirikan oleh
Prameswara yang asli orang Palembang, bila sajalah kata PUAN sudah bermakna SUSU
sejak dahulu kala sebelum Malaka berdiri sepertinya Prameswara akan cengar
cengir sendirian mendengar hulubalangnya berpidato “Tuan Tuan dan Puan Puan …..”
yang ditelinga orang Palembang menjadi “Tuan Tuan dan Susu Susu…”
Di
Palembang terkenal panganan tradisional yang bernama Gulo PUAN alias gula susu,
panganan yang rasa muanisnya poll karena memang terdiri dari campuran gula dan
susu. Tapi jangan sekali kali diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu ya, karena
anda toh akan cengar cengir sendiri menikmati panganan yang mendadak menjadi
Gula Nyonya.
Hadeuh,
Atawa mungkin di jaman dulu sebenarnya di Palembang pun tidak kenal kata PUAN,
tapi justru panganan Gulo Puan tadi itu biang masalahnya. Mungkin jaman dulu
yang pertama kali jualan panganan itu Nyonya Melayu yang dipanggil PUAN oleh
para tetangga nya yang sesama perantau dari semenanjung, sehingga para
pembelinya ikutan menyebut dagangannya itu dengan sebutan Gulo PUAN ?. Bisa
jadi sih. ya bisa dong, anda juga pastinya tahu bahwa nama’ Pelembang’ itu juga
bermakna ‘Kota Tua’.
Penjelajah
Cina menyebut Palembang di catatan mereka dengan nama Palimpong alias Kota Tua,
mewakili karakter kota yang mereka kunjungi itu yang peradabannya sudah begitu
maju, tempat berbaurnya berbagai suku dan bangsa dunia hidup bersama di satu
kota dagang yang begitu ramai dan dipastikan membutuhkan waktu yang cukup
panjang untuk membentuk peradaban seperti itu. Jadi ?. Ya masuk akal dong bila waktu
itu ada perantau dari semenanjung (malaya) yang berdagang susu di Palembang. Lagipula
produk susu itu dari dulu sampai sekarang pun masih saja import dari luar
negara, karena toh orang kita tak terbiasa ngangon sapi untuk susunya tapi
untuk daging dan tenaganya.
Atauuuuw,
jangan jangan justru PUAN memang bermakna Nyonya. Terpelesetnya susu menjadi
PUAN justru karena merek dagang ?. atau tepatnya sih karena Logo Merek dagang
?. Bisa jadi begitu sih, sampai sekarang pun masih beredar dipasaran susu
kaleng berlabel Cap Nona yang gambarnya mirip nyonya nyonya. Lah itu kan Tjap
Nona bukan Tjap Nyonya. Santai ajalah, toh cuman beda di hurup Y nya doang,
lagian kan sama sama perempuan, sama sama ada kata PUAN nya. Heheh ***
-----------------------------------
Follow
akun instagram kami di @masjidinfo
| @masjidinfo.id
| @hendrajailani
------------------------------------
Baca Juga