|
Seorang laki laki sedang berziarah sendirian di salah satu makam di komplek pemakaman Baqi - Madinah, dengan latar belakang menara menara Masjid Nabawi yang menjulang diantara gedung gedung perhotelan disekitarnya. |
------------------------------------------------------------
“Bila mau jujur, pemakaman Baqi di
Madinah ini sesungguhnya memang bersesuaian dengan hadist Rosulullah secara
tekstual”
-------------------------------------------------------------
Baqi’
atau Jannatul Baqi’ adalah komplek pemakaman yang begitu terkenal di kota
Madinah letaknya tak jauh dari Masjid Nabawi. Apalagi setelah masjid Nabawi
diperluas, salah satu gerbang akses ke masjid ini tepat berhadapan dengan
gerbang pemakaman Baqi’. Sebagian orang juga menyebutnya dengan Pemakaman
syuhada Baqi’. Seluruh komplek pemakaman ini dipagar tembok keliling dengan
hanya satu gerbang akses untuk pengunjung dan peziarah dari arah gerbang Baqi’
Masjid Nabawi.
Bulan
Nopember 2019 saya berkesempatan berziarah ke pemakaman ini, sendirian, selepas
sholat Asyar di Masjid Nabawi. Saya putuskan untuk berziarah kesana meski
sendirian karena memang didalam Itinerary list yang dibagikan oleh pihak tour
dan travel tidak saya temukan agenda untuk ziarah bersama kesana.
Permukaan
tanah komplek pemakaman Baqi’ ini lebih tinggi dari jalan raya & pelataran
masjid Nabawi, jalan akses yang menanjak menuju gerbangnya dibuat menyamping
tidak lurus langsung menuju ke gerbang. Sore itu peziarah tidak telalu rame,
namun saya tak bersua dengan Jemaah asal Indonesia yang dapat saya ajak
berbarengan ziarah kesana.
Tiba
di gerbang makam, tampak cukup banyak petugas keamanan kerajaan Arab Saudi
dengan seragam loreng khas mereka berjaga jaga disana tanpa membawa senjata
apapun, beberapa dari mereka membawa perangkat handy talky. Melewati gerbang,
di sebelah kanan terpampang spanduk berukuran besar dalam beberapa bahasa
terpampang disana.
Spanduk
itu menjelaskan tentang tata cara ziarah kubur sesuai sunnah. Dan baru beberapa
langkah dari sana untuk menuju ke dalam, saya terkaget kaget dengan teriakan
salah satu petugas berseragam disana ke arah ku, refleks jari telunjuk ku
menunjuk ke muka ku sendiri, tapi askar itu memberi isyarat dengan tangan nya bahwa
bukan aku yang dimaksud tapi orang yang di belakangku.
Menengok
ke belakang, dibelakangku ada seorang pria bersorban, berpakaian putih panjang hingga lutut, celana panjang juga warna putih, dan berjenggot panjang, mungkin dari Pakistan atau dari Afganistan,
entahlah, aku juga tidak tahu apa masalahnya, dan juga tidak berusaha mencari
tahu.
Askar
yang tadi berteriak bergegas mendatanginya seraya memberiku isyarat (lagi lagi
dengan tangannya) mempersilahkan-ku masuk. Selanjutnya mereka terlibat
pembicaraan dalam bahasa arab yg saja saya tidak faham apa yang mereka
bicarakan.
|
Jannatul Baqi' berlatar belakang Masjid Nabawi. Begini rupa dan bentuk kuburan di Jannatul Baqi', hanya berupa gundukan tanah dan kerikil dengan sebongkah batu sebagai nisan. |
Siapa yang
dimakamkan di Baqi’ ?
Sejujurnya
saya tidak tahu pasti siapa saja yang dimakamkan di Baqi’ tanpa membaca
berbagai sumber, atau lebih jelasnya saya tidak tahu, kuburan siapa yang saya
jumpai di Baqi’. Karena semua kuburan yang ada di pemakaman Baqi’ sama sekali
berbeda dengan kuburan yang ada di pemakaman di Indonesia pada umumnya yang
paling minim dilengkapi dengan Nama di Nisan-nya.
Di
pemakaman Baqi’ semua kuburannya hanya berupa gundukan tanah dan batu kerikil
dengan ssebongkah batu berukuran lebih besar sebagai nisan di bagian kepala
kuburan. Tidak ada juga petunjuk seumpama spanduk besar seperti di dekat
gerbang yang menjelaskan siapa saja yang dimakamkan di masing masing blok
disana apalagi denah komplek makam beserta nama nama yang dimakamkan disana.
Namun
demikian, komplek pemakaman ini sangat terawat, begitu banyak petugas yang
senantiasa menata kembali batu batu kerikil dimasing masing kuburan, seluruh
arealnya bersih dan rapi, dilengkapi dengan jalan jalan akses berupa jalan
setapak ber-paving blok.
Sama
halnya dengan tempat tempat lain di Madinah, di pemakaman Baqi’ ini pun kita
akan menjumpai begitu banyak burung burung merpati yang berkeliaran bebas di
komplek pemakaman yang cukup luas tanpa ada satu pohon pun ini.
|
Kemanapun mata memandang di pekamanan Baqi, semuanya senada. semua kuburan disini sama bentuk dan rupanya. Dan kawanan burung dara bebas berkeliaran di tempat cukup luas ini. |
Apakah
pemakaman Baqi’ tampak angker?
Bagi
saya pribadi tidak ada sama sekali kesan seram ataupun angker di komplek
pemakaman ini. Lagipula suasananya memang teramat berbeda dengan komplek
pemakaman tua di tanah air yang penuh dengan pepohonan rindang, aneka tanaman
tropis dan tanaman khas kuburan, belum lagi dibumbui dengan kisah kisah
mistisnya.
Arab
Saudi ber-iklim gurun, tanaman dan pepohonan tak mudah tumbuh begitu saja
disini, sehingga komplek pemakaman inipun tampak gersang tanpa tumbuhan apalagi
pepohonan yang berukuran besar. Dan tidak ada bangunan dalam bentuk apapun di
dalam komplek pemakaman ini selain gundukan tanah dan kerikil dengan sebongkah
batu sebagai nisan.
Tahlilan Yasinan
Bisik Bisik
Yang
saya fahami, secara eksplisit tata cara ziarah yang dipampang di spanduk di
dekat gerbang pemakaman ini tidak memperkenankan peziarah untuk tahlilan,
yasinan, berdo’a dan sejenisnya ditempat ini.
|
Spanduk besar di dekat gerbang pemakaman Baqi' dan beberapa tentara Kerajaan Arab Saudi yang sedang bertugas jaga disana. |
Namun
pemandangan cukup unik saya temukan ketika ada seorang pria bersorban tampak
duduk sendirian dengan kursi portable di sisi salah satu makam dan beliau
sepertinya sedang mengaji disana. Di sisi yang lain juga ada seorang peziarah yang
melakukan hal yang sama namun lokasinya cukup jauh ditengah tengah dan jauh juga
dari jalan setapak.
Saya
juga menjumpai rombongan peziarah yang berjalan pelan pelan yang ternyata
mereka sedang tahlilan berjama’ah dengan suara pelan, nyaris berbisik sambil
terus berjalan. Rombongan berikutnya saya temukan juga sedang dengan mode yang
sama namun membaca surah Yasin, juga dengan suara yang sangat pelan nyaris
berbisik. Saya yang datang kesana sendirian dan berjalan dengan kecepatan
normal tentunya dengan segera melewati rombongan yang jalannya sangat pelan
itu.
Ditutup
menjelang matahari terbenam.
Hari
itu sepertinya saya memang ke sore-an datang kesana, belum lagi tiba di belokan
jalan setapak yang saya lewati ketika para petugas berseragam disana terdengar
berteriak teriak dan bergegas menghampiri orang orang yang sedang berziarah
disana.
|
Pemakaman Baqi' - Madinah. |
Dan
aku hanya diam memperhatikan. Tampaknya semua orang disuruh keluar dari sana,
beberapa petugas yang menghampiri dengan langkah cepat ke orang orang yang tadi
mengaji di sisi makam dan tampak nya sedikit ada perdebatan.
Salah
satu askar berjalan ke arahku yang masih berdiri diam ditempatku dan ia memberi
isyarat dengan menyilangkan dua tangannya sambil berujar “closed” begitu
katanya, “Ouw” sahut ku, “yes close, came again tomorrow” lanjutnya. Lumayan
lah yang penting aku ngerti maksudnya. Ya sudahlah, mau tak mau putar haluan
kembali ke arah gerbang.
Di
gerbang pemakaman tampak para askar itu sibuk mengusir orang orang yang
berkerumun disana termasuk yang sibuk selfie dan weifie. Tapi aku cukup
beruntung, tampaknya mereka tak keberatan aku berdiri sejenak disana untuk
memotret Masjid Nabawi yang tampak anggun dibawah siraman cahaya matahari
senja.
Masih
ada cukup waktu untuk jalan kaki kembali ke hotel tempat kami menginap untuk
mandi ganti baju dan kembali lagi ke Masjid Nabawi guna bersiap siap sholat
magrib. Alhamdulillah sudah sempat berziarah ke pemakaman yang sudah kudengar
kisahnya sejak berpuluh puluh tahun lalu, dan sempat mengabadikan tempat itu
dalam beberapa bingkai foto sekedar untuk kenang kenangan. Nanti kita lanjutkan
cerita-nya ya di posting berikutnya.***
-----------------------------------
------------------------------------
Baca Juga