Ilmu Kebatinan Besi Kursani
Istilah
besi kursani dikenal dalam dunia kebathinan di Nusantara sebagai salah satu
jenis ilmu yang beguna bagi pertahanan tubuh. Besi Kursani adalah inti zat besi
metafisik yang ada di tubuh eterik manusia. Inti besi ini terletak di telapak
kaki manusia. Inti dzat besi metafisik ini berbeda dengan dzat besi fisik yang
terkandung dalam darah, namun demikian masih memilik sifat-sifat seperti besi
walau terletak dalam tubuh eterik / tubuh energi manusia. Inti besi kursani
terletak dalam wadah atau cupu sebesar telur puyuh di telapak kaki kanan di
tubuh eterik.
Bagi
orang-orang yang belum terbangkitkan inti besi kursani masih tersimpan dalam
cupunya dengan baik. Jika cupu dibuka maka zat inti besi kursani mengalir dari
telapak kaki menyebar ke seluruh tubuh, meresap ke kulit daging, darah, sumsum
dan tulang. Setelah meresap di seluruh tubuh maka sebagian zat besi kursani
yang tersisa akan tersimpan di terminal akhirnya di cakra solar plexus (ulu
hati).
Namun
demikian inti besi yang ada dalam cupu tidaklah habis, akan terus menerus
memproduksi dan mengalirkan Inti besi Kursani ke seluruh tubuh dan menyimpan di
terminal cakra solar plexus untuk siap dipakai. Di dalam kajian ilmu batin,
Besi kersani ini bangkit ditandai dengan mendenging di telinga.
Kegunaan inti
besi kursani yang terbangkit dan mengalir ini adalah:
1.
Ikhtiar
keselamatan atas serang fisik dan metafisik dan kecelakaan. Tubuh akan otomatis
terlapisi inti besi ini meminimalkan bahaya cedera dari serangan senjata tajam
dan senjata api serta benturan, gesekan, tusukan benda keras saat terjadi
kecelakaan.
2.
Mengencangkan
kulit seluruh tubuh terutama kulit muka, membuat muka tampak segar berseri dan
muda.
3.
Membongkar dan
menghancurkan ilmu kebal orang lain yang pamer dan sombong.
4.
Menetralkan racun
ghaib dalam makanan dan minuman. Bahkan sebelum tersentuh, piring dan gelas
yang berisi racun ghaib akan pecah hancur.
5.
Meningkatkan
stamina seksual.
6.
Memancarkan
kharisma dan mempercerah pancaran aura tubuh.
Kisah
besi kersani di dalam tubuh manusia menurut kajian ilmu batin di Minangkabau
adalah sebagai berikut:
Pada awalnya manusia
(Adam) dibuat dari unsur api, angin (udara), air dan tanah. Unsur api menjadi
darah, unsur angin menjadi urat, unsur air menjadi tulang dan tanah menjadi
daging. Kemudian unsur tersebut dicampur dan dibentuk sebuah patung dan diberi
ruh, maka hiduplah patung tersebut dan memiliki nyawa. Lalu untuk membuat Adam
kokoh dan kuat, diambillah sedikit tiang arasy yang bernama basi karasani yang
ditancapkan dari ubun-ubun sampai ke tulang ekor. Basi kursani ini menyatu
bersama tulang punggung pada manusia. Ketika basi karasani ini ditancapkan
kepada manusia, Adam berkeringat dan keringat inilah yang berubah menjadi
sekalian jenis besi di muka bumi. Jadi dapat dikatakan bahwa besi yang ada di
bumi takluk kepada basi karasani. Besi yang ada di muka bumi bisa menjadi
lunak, jika kekuatan basi karasani itu dibangkitkan oleh pengamalnya.
Istilah
Besi Kursani
Jika
melihat dari bahasanya, besi kersani (besi kursani, qursani, khurasani,
khursani) mungkin berasal dari kata khurasan atau khorasan, suatu kawasan yang
meliputi bagian dari Iran, Afganistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan.
Di kawasan ini dahulunya dihasilkan pedang dengan kualitas besi yang sangat
bagus dan kuat. Kekuatan besi inilah yang kemudian diibaratkan menjadi kekuatan
batin di dalam tubuh oleh pengamal ilmu batin.
Istilah
kuraisani (bahasa Melayu lama untuk kersani) ini juga terdapat di dalam Naskah
Melayu tua yang ditemukan di Tanjung Tanah, Kabupaten Kerinci yang berisi
tentang undang-undang dari Raja Aditiawarman untuk daerah tersebut.
Legenda
Khurasan
Kata Khorasan berasal
dari bahasa Persia (Iran) tengah yakni “khwar” yang berarti “matahari”
dan “āsān” atau ayan yang berarti “datang”, sehingga Khurasan
berarti “Tempat matahari terbit” ada juga yang menyebutnya sebagai “Khwarezm”
dari kata Khāvar dan zamīn yang berarti “tanah
di timur”.
Sebelum
ditaklukkan Islam, daerah Khorasan merupakan daerah bagi para penganut
Zoroaster (penyembah api) dan sedikit penganut Budha dan Hindu, sampai kemudian
seluruh daerah itu masuk ke dalam wilayah Islam dan dijadikan satu propinsi
sebagai propinsi khurasan era Kekhalifahan Umar bin Khattab.
Di bawah
pimpinan komandan perang, Ahnaf bin Qais, pasukan tentara Islam mampu menerobos
wilayah itu melalui Isfahan. Dalam perjalanan sejarahnya, daerah khurasan ini
sempat ditaklukkan oleh Iskandar Agung pada tahun 330 sebelum masehi.
Wilayah
ini kemudian bergonta ganti penguasa, sampai dikemudian hari terbagi bagi
menjadi beberapa negara merdeka (Iran, Afganistan, Tajikistan, Turkmenistan dan
Uzbekistan). Nama propinsi khurasan sendiri masih dipakai sebagai nama salah
satu propinsi di Republik Islam Iran.
Pedang
Khurasan
(Pasukan yang membawa)
bendera hitam muncul dari Khurasan. Tak ada kekuatan yang mampu menahan laju
mereka dan mereka akhirnya akan mencapai Yerusalem, di tempat itulah mereka
akan mengibarkan benderanya.’’ (HR. Turmidzi).
Besi dari
khurasan memang terkenal bermutu tinggi sejak masa sebelum Islam. Ulama Muslim
terkemuka pada abad ke-9 M, Ya'kub Ibnu Ishaq Al-Kindi, dalam bukunya tentang
'Pedang dan Ragam Jenisnya ' secara lengkap menjelaskan tentang teknologi
pembuatan pedang. Ia juga mengklasifikasikan beragam jenis besi dan baja
untuk membuat pedang. Menurutnya, pedang itu terbuat dari dua jenis besi, yakni
alami (yang ditambang) dan tak alami (buatan). Besi alami terbagi menjadi
dua, Shaburqan (besi laki - yang sangat keras yang diolah dalam kondisi panas),
serta Narmahin (besi perempuan - adalah besi yang lembek tidak dapat diolah
dalam kondisi panas).
Pada era
kejayaan islam, pedang-pedang yang dibuat pandai besi di dunia islam, besi dan
bajanya berasal dari Khurasan, Basrah, Damaskus, Mesir dan
Kufah. juga ada yang di impor dari Sarandib (kini wilayah Srilangka).
Damaskus (kini menjadi ibukota Suriah) sebagai ibukota pemerintahan islam di
masa dinasti Ayyubiyah, sangat terkenal sebagai sentra penghasil pedang paling bermutu.
Dan salah satu sumber besi yang digunakan disana adalah besi dari khurasan.
Menjadikan damaskus sebagai sentra pengolahan besi dan baja yang begitu
termashur.
Salah
satu faktor penyebab kekalahan pasukan Tentara Perang Salib dari Eropa ketika
bertempur melawan tentara Muslim adalah peralatan tempur. Selain memiliki
kuda-kuda yang tangguh di medan perang, pasukan Muslim juga dilengkapi dengan
pedang yang mampu membelah manusia dengan satu kali tebasan.
Pedang
Damaskus atau sering pula disebut pedang Persia sungguh sangat mengagumkan. Ia
mampu memotong sutra yang dijatuhkan dari udara. Tak cuma itu, pedang buatan
Damaskus juga sanggup mematahkan bilah pedang lain atau batu tanpa hilang
ketajamannya. Alkisah, saat Perang Salib berkecamuk, Raja Richard The Lionheart
sempat memamerkan kehebatan pedangnya kepada Salahudin Al-Ayubi panglima
pasukan tentara Muslim, dengan penuh arogan Richard menebaskan pedangnya pada
se-buah baja. Dalam satu kali tebasan, pedang Richard ‘Berhati Singa’ mampu
membelah baja itu.
Salahudin
pun tersenyum dan kemudian melemparkan kain sutra ke udara. Lalu, pedang yang
disandang nya dihunuskan. Ketika mengenai bilah pedang Salahuddin, kain sutra
itu terpotong menjadi dua. Kisah itu menunjukkan betapa pedang yang dibuat
peradaban Islam sungguh luar biasa tajamnya. Saat Perang Salib itulah,
peradaban Barat mulai mencari rahasia teknologi tempa baja yang dikuasai dunia
Islam. Tentara Perang Salib menyebut baja yang hebat dari Damaskus itu dengan
sebutan Damascus Steel. Teknologi pengolahan besi dan baja Damaskus
kesohor karena mampu menempa dan mengeraskan wootz steel menjadi indah dan
lentur.
Dajjal
akan Keluar dari Khurasan ?
Dalam
salah satu hadist Rosulullah S.A.W disebutkan tentang tempat keluarnya Dajjal
berada di wilayah Khurasan. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad
dimana Rasulullah SAW bersabda;
“Dajjal akan keluar di
bumi bagian Timur yang disebut Khurasan. Ia diikuti oleh beberapa kaum yang
wajah mereka seperti perisai yang dipukuli.”
Menurut
Abu Fatiah Al Adnani dalam bukunya Fitnah dan Petaka Akhir Zaman, Khurasan
adalah sebuah makna yang berarti tempat terbit matahari. Ia merupakan negeri
yang amat luas meliputi beberapa negeri Persi, Afghanistan, dan Turkistan.
Khurasan memanjang ke Asia antara sungai Amudariya sebelah utara serta Timur
dan Gunung Hindukus sebelah selatan serta beberapa daerah Persi bagian Barat.
Wallohua’lam bisshawab.
Besi
dalam Alquran
Besi
mendapat tempat yang khusus dalam kitab suci Alquran. Secara khusus, surat
ke-57 mengambil nama Al-Hadid yang berarti besi. Kata Al-Hadid diambil dari
ayat 25 surat tersebut. Dalam ayat itu, Alquran secara jelas mengungkapkan
bahwa besi memiliki kekuatan dan sangat bermanfaat bagi manusia. Dengan besi
itu, umat Islam bisa menolong agama Allah.
Sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul-rasul Kami dengan membawa bukti bukti yang nyata dan telah Kami turunkan
bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya,
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi
Mahaperkasa. (QS Al-Hadid: ayat 25).
Selain
itu, Alquran juga menggambarkan proses pengolahan besi. Dalam surat Al-Khafi
(gua) ayat 96 Allah SWT berfirman,
Berilah aku potongan-potongan
besi. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu,
berkatalah Dzulkarnain, Tiuplah (api itu). Hingga apabila besi itu sudah
menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, Berilah aku tembaga (yang
mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu.
Teknologi
pengolahan besi tampaknya telah dikuasai manusia sejak zaman Nabi Daud AS. Hal
itu terungkap dalam surat Al- Anbiyaa’ (Nabi-nabi) ayat 80. Dalam surat itu
Allah SWT berfirman,
Dan telah Kami ajarkan kepada
Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu.
Maka, hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
Fakta
lainnya yang menyebutkan pengolahan besi yang telah berkembang di zaman Nabi
Daud AS juga dengan diungkapkan dalam surat Saba’ (Kaum Saba) ayat 10.
Dan sesungguhnya telah Kami
berikan ke pada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), Hai gunung-gunung dan
burung-bu rung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan Kami telah
melunakkan besi untuknya.
Dalam
surat Saba’ ayat 11, Alquran juga memerintahkan dan menjelaskan cara membuat
baju besi.
Buatlah
baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya, dan kerjakanlah amalan yang
saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.
Paling
tidak, terdapat sembilan ayat dalam Alquran yang membahas dan menjelaskan
tentang besi.
Dan Allah
menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia
jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu
pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara
kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar
kamu berserah diri (kepada-Nya). (QS An-Nahl: ayat 81).
Wallahua’lam
Cikarang, 5 Agustus 2014
-----------------------------------
------------------------------------
Baca Juga