Buruh Go Politic adalah gerakan
yang digulirkan,dan dilahirkan oleh KSPI (FSPMI) sebagai langkah panjang buruh
terjun langsung kekancah politik untuk memperjuangkan hak kaum buruh yang
selalu termarjinalkan.
Langkah kekinian yang diusung
adalah berupaya menempatkan perwakilan buruh di DPRD kabupaten, DPRD provinsi
hingga ke DPR RI. Sesuatu yang layak didukung mengingat selama ini suara buruh
lebih banyak disalurkan melalui parlemen jalanan alias demonstrasi dan
sejenisnya.
Gerakan buruh go politic sudah
bergulir sejak Pemilu 2014 dengan mengusung beberapa caleg DPRD melalui partai
politik. Dan kemudian benar benar cukup menyita perhatian masyarakat luas (khususnya
di kabupaten Bekasi dan sekitarnya) di perhelatan pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati kabupaten Bekasi 2017 yang lalu.
Adalah Obon Tabroni, Deputi Presiden FSPMI berpasangan dengan Bambang Sumaryono yang kemudian dikenal
dengan paslon OBAMA maju ke Pilkada Kabupaten Bekasi dari jalur independen, berhadap hadapan dengan empat paslon
lainnya.
Perjuangan buruh Bekasi yang
begitu mengharu biru kala itu memang belum mebuahkan hasil sebagaimana
diharapkan, namun apa yang telah mereka lakukan patut digaris bawahi dan
diacungi jempol dan diapresiasi.
Bagaimana tidak, paslon yang
awalnya sama sekali tidak diperhitungkan ini, meski tidak berjaya, mampu
menduduki peringkat perolehan suara ketiga dari lima paslon, dengan menggaet 208.223
atau 17,58 persen suara, jauh mengungguli dua paslon lainnya, yakni paslon Meiliana Kartika Kadir-Abdul Kholik dengan 113.596
atau 9,59 persen suara, dan paslon Iin Farihin-Mahmud sebesar 81.436 atau 6,88
persen suara,
Pilkada Kabupaten Bekasi 2017 yang
lalu dimenangkan oleh Paslon Neneng Hasanah Yasin-Eka Supria Atmaja dengan
perolehan suara 471.585 atau 39,82 persen. Dan di posisi perolehan suara kedua
dipegang paslon Sa’duddin – Dhani dengan perolehan suara sebesar 309.410 atau
26,13 persen.
|
Obon Tabroni |
Patut dicatat bahwa kala itu,
Neneng Hasanah Yasin merupakan calon patahana, sedangkan Sa’dudin merupakan
mantan Bupati Kabupaten Bekasi di satu periode sebelumnya dan berpasangan
dengan Ahmad Dhani yang sudah barang tentu memiliki popularitas sebagai seniman
musik di tingkat nasional.
Banyak pihak menyebut kekalahan
Paslon OBAMA kala itu semata mata karena masalah keterbatasan finansial yang
tentu saja berpengaruh langsung kepada keleluasaan gerak para relawannya,
walaupun tak dapat dipungkiri tingkat kemapanan dan kematangan sebagai
pendatang baru di kancah politik pilkada pastinya turut memainkan peran.
Tak banyak calon yang bernyali
untuk benar benar maju ke pilkada dari jalur independen, terlebih paslon Obon Tabroni dan Bambang Sumaryono ini bukanlah paslon yang memiliki modal finansial
yang cukup, ditambah lagi dua sosok ini bukanlah tokoh publik yang sudah
dikenal luas oleh masyarakat lokal apalagi di tingkat nasional, kecuali di
lingkup serikat pekerja, itupun hanya di lingkup FSPMI.
Lalu bagaimana mungkin paslon
yang “tidak punya uang” bernyali maju ke PILKADA ? justru itu pertanyaan yang
teramat sangat menggelitik. Kata kunci dari nyali paslon ini salah satunya adalah
“Relawan”. Kata relawan disini adalah relawan dalam artian sebenarnya, mereka
bekerja bukan hanya tidak dibayar tapi bahkan mengeluarkan uang sendiri untuk
membiayai perjuangan mereka.
Pertanyaan selanjutnya tentu saja
menjadi lebih menarik, bagaimana mungkin ada sekelompok besar orang mau berjuang,
berkeringat hingga mengeluarkan uangnya sendiri untuk memperjuangkan paslon
Bupati dan Wakil Bupati yang bukan siapa siapa nya mereka ?, dan patut dicatat
bahwa relawan OBAMA tidak semata mata dari kaum buruh yang tergabung dalam
serikat pekerja.
Bukan dalam jumlah sedikit dari
mereka bukanlah buruh ataupun elemen serikat buruh, namun berasal dari berbagai
lapisan masyarakat, diantara mereka merupakan para pedagang keliling yang
menjajakan dagangannya dengan cara dipikul bekeliling kampung berjalan kaki,
tukang ojek, nelayan, petani, buruh kasar, pedagang asongan, pedagang warteg,
petani penggarap, sopir angkot hingga para tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Benar adanya bahwa diantara para
relawan itu ada yang terpaksa harus mendorong motor bututnya karena kehabisan
bensin pada saat keliling kampung mensosialisasikan paslon yang mereka dukung
dan sedang dalam situasi sama sekali tidak punya uang yang untuk sekedar membeli bensin. Atau relawan
yang tidak bisa keluar dari tempat parkir berbayar karena tidak punya uang
untuk sekedar membayar uang parkir.
Lalu apa yang begitu menarik dari
paslon ini bagi para relawannya, terutama di masa kini dimana segala
sesuatunya nyaris selalu senantiasa di ukur dengan uang ?. Obon Tabroni
memiliki relawan buruh di serikat pekerja yang dipimpin nya yang sudah terbiasa
bekerja dengan tingkat militansi yang tinggi dan bukan bergerak demi uang tapi
demi sebuah cita cita dan mimpi kolektif. Ini adalah kekuatan yang tidak
dimiliki oleh paslon lain nya.
Lalu bagaimana organisasi serikat
pekerja tersebut mampu membina dan membentuk anggotanya sehingga menghasilkan
kekuatan yang demikian ?. Tentu saja Obon Tabroni dan tim nya yang tahu persis
jawaban nya.
Selain itu, paslon ini mampu merumuskan
program kerja yang sangat realistis yang apabila dijalankan dengan baik
dianggap oleh berbagai lapisan masyarakat akan mampu menyentuh dan mengatasi
persoalan persoalan utama yang ada ditengah masyarakat kabupaten Bekasi yang
majemuk.
|
Massa buruh di kemenaker |
Ditambah lagi, jalur independen
yang ditempuh oleh Paslon Obon Tabroni dan Bambang Sumaryono dianggap sebagai
nilai lebih tersendiri bagi paslon ini, karena tidak akan terikat pada
kepentingan partai politik manapun.
Lalu ketiadaan dana dari kedua
paslon ini justru menjadi daya tambah tersendiri di mata masyarakat umum yang
berfikiran bahwa paslon yang maju tanpa bermodalkan uang berlimpah tidak akan
terjebak dalam upaya mengembalikan modal pada saat sudah terpilih.
Kerja keras dan perjuangan yang
luar biasa untuk “menjajakan program” hingga diterima oleh masyarakat kekinian
bukanlah perkara mudah, dan itu mampu dilakukan dengan baik oleh relawan OBAMA
terhadap 208.223 masyarakat Bekasi yang datang ke TPS di Pilkada tersebut.
BURUH GO POLITIC DI PEMILU 2019
Gagal di Pilkada kabupaten Bekasi
ternyata tak mematah-arang kan semangat relawan buruh. Buruh Go Politic kini
kembali terjun ke kancah Pemilu 2019 dengan mengusung beberapa calon anggota
legislatif baik di daerah hingga ke DPR-RI. Obon Tabroni dicalonkan oleh
relawan buruh melalui Partai Gerinda untuk duduk di kursi DPR-RI dari daerah
pemilihan Jawa Barat 7 meliputi kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan
Kabupaten Purwakarta, dengan nomor urut 2.
Bambang Sumaryono pun turun
berlaga untuk memperebutkan kursi DPRD Provinsi Jawa Barat, daerah pemilihan 9,
Kabupaten Bekasi. Beliau tak sendirian, ada Hendi Suhendi SH yang juga maju di
dapil yang sama dengan nomor urut 4.
Sementara di tingkatan DPRD
kabupaten, buruh berbagai daerah juga sudah mulai bergerak mendaftarkan calon
legislatif dari kaum buruh, Khusus di Kabupaten Bekasi sendiri calon anggota
legislatif dari kaum buruh maju di berbagai daerah pemilihan.
Di Dapil 6 kabupaten Bekasi
(kecamatan Cikarang Utara, Cikarang Timur dan Karang Bahagia) yang merupakan
tempat penulis berdomisili, ada SULAEMAN dari partai Gerindra dengan nomor urut
5. Begitupun di daerah derah pemilihan lainnya, yang semuanya dimotori secara
totalitas oleh relawan Buruh Go Politic.
|
Menuju kursi legislatif. |
Ditingkatan Pilpres, gerakan
Buruh Go Politic ini juga sudah menyatakan sikap mendukung pasangan capres
cawapres Prabowo-Sandi yang dianggap cukup memiliki kepedulian kepada
kepentingan kaum buruh.
MESIN POLITIK BARU
Beberapa keunggulan dimiliki oleh
gerakan Buruh Go Politik ini yang tidak dimiliki oleh mesin politik yang lain.
Dan sekali lagi, kerelaan para relawan nya bekerja untuk sebuah cita cita
kolektif yang bukan saja tidak dibayar sama sekali tapi juga bahkan rela
mengeluarkan uangnya sendiri dan bekerja berpeluh mendukung calon yang di
usungnya, itu kekuatan yang tak akan mampu dibeli dengan uang.
Melihat soliditas dan militansi
relawan gerakan buruh go politic ini, seiring perjalanan waktu dan sedikit
polesan saja bukan tidak mungkin gerakan ini atau para relawan ini akan menjadi
kekuatan politik baru yang luar biasa dan layak dipertungkan di kancah politik
nasional di kemudian hari.
PENUTUP
Dan sesungguhnya satu hal yang
seringkali terlepas dari pikiran siapapun bahwa, setiap masa, kelompok
masyarakat manapun merindukan figur yang mereka anggap layak dijadikan
pahlawan, yang mereka rela berjejer dipinggir jalan menunggu kedatangan-nya,
rela berdiri dibawah terik panas dan hujan untuk sekedar dapat melihatnya dari
jauh. Atau bahkan merasa bangga sekedar mendengar kisah nya meskipun mereka
sama sekali belum pernah bersua.
Siapapun dari kelompok manapun
yang mampu memainkan issue itu, insya Allah suatu saat akan Berjaya. Dan lagi
lagi ini bukan tentang uang, bukan tentang materi, bukan tentang keuntungan
sesaat, tapi tentang mimpi kolektif yang barangkali suatu saat dapat menjadi
nyata.
Salam perubahan bagi Indonesia
tercinta.
Cikarang Timur, 27 Oktober 2018
#Hendrajailani
-----------------------------------
------------------------------------
Baca Juga